Pantau Aktivitas Sesar Lembang, BMKG Tambah Enam Sensor Lokal

- 9 Mei 2024, 09:05 WIB
Pantau Aktivitas Sesar Lembang, BMKG Tambah Enam Sensor Lokal
Pantau Aktivitas Sesar Lembang, BMKG Tambah Enam Sensor Lokal /Humas Pemkot Bandung

PORTAL BANDUNG TIMUR - Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Virga Librian mengatakan, Kota Bandung merupakan salah satu wilayah yang berpoetnsi mengalami bencana gempa bumi akibat adanya aktivitas sesar lembang.

Menurut dia, dari hasil riset, potensi sesar Lembang magnitudo 6,5-7 dan merupakan gempa besar berdasarkan beberapa parameter. Ia menjelaskan, berdasarkan potensi tersebut, BMKG sudah membuat peta skenario guncangan, hasilnya wilayah bandung raya berdampak 5-8 MMI.

"Berdasarkan skenario hampir seluruh Jawa Barat, Banten dan Jakarta akan terdampak (sesar Lembang). Bandung Raya terdampak 5-8 MMI seperti KBB, Kota Bandung, Subang, Purwakarta yang terdampak signifikan dan merusak," ujarnya, dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung, Kamis, 9 Mei 2024.

Hal senada diungkapkan oleh Peneliti Muda Pusat Riset Kebencanaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edi Hidayat. Menurut dia, untuk memantau aktivitas sesr lembang pihaknya telah memasang sejumlah alat sensor.

"Khusus untuk memantau aktivitas sesar lembang sendiri saat ini kita menambah 6 sensor lokal," katanya

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mencari dan mendapat informasi akurat tentang potensi bencana dari penyedia informasi resmi dan tidak terkecoh oleh informasi yang tidak benar..

"Memang Sesar Lembang itu aktif. Tetapi yang harus diwaspadai, bagaimana kita tahu informasi yang benar. Karena di media sosial itu sering kita melihat membaca. Masyarakat harus mencari informasi dan sumber yang jelas terkait dengan potensi Sesar Lembang itu sehingga tidak gampang terkecoh berita tidak benar," ujar Edi.

Ia menjelaskan, literasi kebencanaan masyarakat harus diperkuat. Terlebih di era disrupsi informasi seperti sekarang ini banyak sekali disinformasi maupun berita bohong yang beredar di tengah masyarakat dan menimbulkan keresahan juga kepanikan.

Maka dari itu, menurut dia, membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan sinergi dan kerja sama pentaheliks. Yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.***

Editor: Andriansyah Andrie

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah