Gunung Tangkuban Parahu Ada Peningkatan, Ini Kata Kepala PVMBG

- 29 Februari 2024, 18:16 WIB
Infografis aktivitas Gunung Tangkuban Parahu
Infografis aktivitas Gunung Tangkuban Parahu /MAGMA Indonesia/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan memastikan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada tanggal 28 Februari 2023 masih pada Level I atau Normal. Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu pada periode Februari 2024 didominasi gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.

a berfrekuensi rendah yang meAktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu pada periode Februari 2024 didominasi oleh gempngindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.

“Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu. Tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website http;//magma.esdm.go.id,” kata Hendra Gunawan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Portal Bandung Timur Kamis 29 Februari 2024.

Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu Meletus, Hoaks

Disampaikan Hendra Gunawan, perkembangan terakhir aktivitas Gunung Tangkuban Parahu berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental pada 28 Februari 2024, hasil pengecekan ke sekitar Kawah Ratu, Kawah Ecoma, dan Kawah Domas tidak ditemukan adanya endapan material vulkanik baru. Hembusan asap pada ketiga kawah tersebut tidak menunjukkan peningkatan dalam ketinggian, tekanan maupun ketebalannya.

Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu pada periode Februari 2024 didominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah. Mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.

Pada bulan Februari Gunung tangkuban Parahu  relatif terjadi  peningkatan jumlah gempa frekuensi rendah. Hal ini berkorelasi dengan peningkatan intensitas curah hujan.

“Peningkatan ini dapat terjadi karena perubahan atau akumulasi tekanan di kedalaman dangkal akibat peningkatan jumlah curah hujan yang turun pada bulan ini. Sementara itu indikasi akumulasi tekanan dari magma dalam yang belum teramati,” kata Hendra Gunawan.

Baca Juga: Asap Putih di Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Ini Penjelasan Badan Geologi PVMBG

Dari hasil pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter maupun Electronic Distance Measurement (EDM) pada bulan ini belum menunjukkan adanya pola penambahan tekanan yang signifikan. Dari bawah permukaan terhadap respon penggembungan pada tubuh Gunung Tangkuban Parahu.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x