Batu Karut, Sarat Nilai Filosofi KiSunda

- 16 Juni 2024, 23:57 WIB
Pintu utama menuju Bumi Alit Kabuyutan di Batukarut  Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.
Pintu utama menuju Bumi Alit Kabuyutan di Batukarut Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/Diani Andriani/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Situs Bumi Alit Kabuyutan, tempat yang di dalamnya menyimpan cerita sejarah yang begitu memikat. Batu yang bersemayam dalam pohon yang setia menjaganya hingga saat ini, menjadi salah satu cerita yang berkembang di masyarakat setempat. Kombinasi unik ini menjadi cikal bakal dan filosofi dari munculnya nama Desa Batu Karut.

Kecamatan Arjasari di Kabupaten Bandung memiliki desa yang bernama Desa Batu Karut. Nama Desa Batu Karut ini berasal dari makna filosofi yang menggambarkan keindahan alam dengan simbol batu yang terjebak di dalam pohon yang besar. Dalam bahasa Sunda, fenomena ini dikenal sebagai Batu di Jero Karut. Nama yang begitu unik ini memberikan ciri khas tersendiri pada wilayah tersebut.

Baca Juga: Situs Bumi Alit Kabuyutan, Potensi Wisata Budaya dan Religi Kabupaten Bandung

Pohon dan Batu tersebut terletak di tengah-tengah wilayah situs yang bernama Situs Bumi Alit Kabuyutan. “Situs Bumi Alit ini menjadi titik temu antara dua desa, yaitu Desa Batu Karut dan Desa Lebak Wangi, dan letak pohon ini bahkan berada di ujung perbatasan Desa Batu Karut dan di tengah-tengah situs ”, ujar Ahim Karhim (71).

Keberadaan filosofi yang terkandung di Desa Batu Karut, menjadikan Situs Bumi Alit Kabuyutan sebagai salah satu tempat bersejarah yang memadukan warisan sejarah, keajaiban alam dan kearifan lokal, berupa filosofi-filosofi, tradisi-tradisi dan kisah-kisah bersejarah di dalamnya. Hal tersebut dapat menambah daya tarik dan nilai tersendiri bagi wilayah Desa Batu Karut dan Situs Bumi Alit Kabuyutan.

Baca Juga: Mengenaskan, Sunyi Sepi Situs Karang Gantungan yang Terlantar di Kabupaten Bandung

Melalui makna mendalam di balik kata Batu karut, dihadapkan dengan pesan filosofis yang terbangun. Sebuah perpaduan kata yang mengajarkan tentang kebijaksanaan dalam mengendalikan nafsu amarah, di mana Batu menggambarkan kekerasan dan Karut mengingatkan kita untuk mempererat agar tidak buyar.

Batu Karut bukan hanya sekedar sebuah nama desa, tetapi juga menjadi simbol penjagaan terhadap hawa nafsu yang harus dijaga untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. Dengan demikian, warga Batu Karut diharapkan menjadi teladan dalam menjaga ketenangan, keharmonisan, dan fokus kepada kebaikan tanpa terpengaruh oleh kesalahan orang lain.

Bebatuan yang terikat akar pohon besar di dalam kawasan Situs Bumi Alit Kabuyutan menjadikan penamaan Batu Karut.
Bebatuan yang terikat akar pohon besar di dalam kawasan Situs Bumi Alit Kabuyutan menjadikan penamaan Batu Karut.
Dikuatkan dengan ungkapan bahwa di dalam Situs Bumi Alit Kabuyutan ini selain terdapat nilai-nilai tradisi dan budaya, di dalamnya juga tertanam makna-makna filosofis yang tertanam di setiap bangunan, benda ataupun yang lainnya, seperti Batu di dalam Pohon.

Nilai-nilai tradisional ataupun makna filosofis yang terkandung di dalam Desa Batu Karut dan juga Situs Bumi Alit Kabuyutan ini akan memberikan inspirasi bagi masyarakat dalam memelihara harmoni, kearifan, dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, kearifan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan terus dijaga serta dilestarikan untuk kebaikan bersama. (Diani Andriani)*** 

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah