Apih Dedi, Ketulusan Hati Sang Juru Kunci Situs Keramat di Panenjoan

- 23 Juni 2023, 11:15 WIB
Apih Dedi (50) juru kunci Situs Keramat Panenjoan Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.
Apih Dedi (50) juru kunci Situs Keramat Panenjoan Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. /Portal Bandung Timur/Yani Triyani /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Di pagi hari, diiringi dengan angin yang menyejukkan, langkah kaki terhenti di sebuah tempat yang dikeramatkan warga sekitar. Dalam sepinya suasana di tempat tersebut, terlihat seorang bapak tua yang seolah menjadi satu-satunya teman bagi tempat tersebut.

Apih Dedi, begitulah sapaan hangat para pengunjung dan warga sekitar. senyumnya yang hangat kerap kali terpancar dalam dirinya ketika menyambut para pengunjung yang datang ke Situs Keramat Panenjoan Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.

Di umurnya 50 tahun beliau memanglah sudah tidak belia lagi, namun siapa sangka semangat dan ketulusan hatinya tidak menyurutkan Apih Dedi untuk berhenti merawat situs keramat tersebut, walaupun tidak sepeser rupiah ia raup dari jerih payahnya.

Baca Juga: Abah Ruslan, Memanfaatkan Kedekatan dengan Anak Muda Pasarkan Sepatu Buah Tangannya

Kadang kalanya pekerjaan yang ia tekuni menuai banyak cibiran, ia diremehkan lantaran hanya bekerja sebagai penjaga situs. Namun, ia tetap tegar dan ikhlas menekuni pekerjaannya tersebut. “Ngak apa-apa orang lain memandang bapak sebelah mata, karena tidak semua orang peduli akan sejarah” ucap Apih Dedi dengan nada lembutnya.

Sudah dua dasawarsa ia habiskan waktunya hanya untuk mengabdikan dirinya kepada situs tersebut. “Bapak mulai merawat situs ini sejak 20 tahun lalu, ketika rambut bapak belum beruban seperti ini” ucap Pak Dedi sambil tertawa lepas dan membuka topi hitamnya.

Ranting yang berdecit, burung yang bernyanyi serta hembusan angin seolah menjadi teman setia yang selalu menemaninya. “Sepanjang saya merawat situs keramat tersebut Masya Allah pintu rezeki begitu deras terbuka sekalipun saya tidak memiliki pekerjaan” ucap Apih Dedi dengan penuh rasa bersyukur.

Beliau memanglah hebat ia bisa melakukan pekerjaan tanpa ada upah sepeser pun dan sangat merasa nyaman dengan pekerjaannya itu, karena ia lakukan dengan ketulusan hatinya.

Baca Juga: Pak Deki, Batik Pemdulum dan Filosofi Hidup

Meskipun pekerjaannya dalam merawat Situs Keramat Panenjoan tidak diupah, namun beliau mampu menafkahi istri dan membiayai anak-anaknya untuk menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hingga sekarang pun ia masih memiliki tanggungan anak yang sedang menempuh pendidikan sekolah dasar.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x