PORTAL BANDUNG TIMUR - Seorang bapak berusia 40 tahunan itu tersenyum pada tiap pengunjung yang datang ke Rumah Batik Komar yang berlokasi di Jalan Cigadung Raya Timur No 1 Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung.
Siapa sangka dengan gayanya yang sedikit sangar, bapak yang satu ini salah seorang kepercayaan seorang tokoh batik terkenal dan sudah bereputasi internasional, Komarudin Kudiya.
Adalah Pak Deki yang sudah hampir seperempat abad mengabdikan dirinya untuk bekerja bersama Pak Komar. Saat ditemui di tempat kerjanya beliau mengakui bahwa bukan tidak mungkin dia bisa membuka usaha sendiri.
Baca Juga: KEREN, Mahasiswi Baru UIN Bandung Sudah Jadi Ajudan Gubernur
Namun, ada satu hal yang tetap membuat ia bertahan. "Tidak semua hal bisa dibayar dengan uang. Salah satunya kenyamanan. Disini bukan hanya dunia yang ditempa tapi juga akhirat. Ketika kita sudah bisa memaknai keseimbangan antara dunia dan akhirat. Disitulah letak utamanya," ujarnya dengan senyum penuh makna.
Beliau mengakui pekerjaannya sebagai seniman memang tidak bisa ditebak. Namun, lingkungan kerja yang mendorong terhadap akhirat menambah kenyamanan dalam bekerja. "Kekayaan itu bukan dari tangan. Tapi hati yang merasa cukup dan bersyukur itulah kekayaan," Pak Deki memulai cerita.
Lalu Pak Deki menganalogikan orang yang hidup bergelimang harta tak jarang merasa hidup itu sumpek. Padahal kalau dari segi dunia mereka itu terlihat seperti hidup enak. Sedangkan orang yang biasa-biasa saja. Minum air putih ala kadarnya tapi bersyukur atas hidupnya. Itu akan jauh lebih baik.
Bagi Pak Deki hidup di dunia ini adalah menjalankan beragam takdir yang telah dianugerahkan Allah. Berusaha ya tentu harus. Namun, penerimaan dan rasa syukur itu tak kalah penting. "Saat terjatuh atau terluka jangan sampai terlena. Tapi nikmati sejenak dan berdamailah,” ujar Pak Deki.
Batik sudah menjadi jiwa Pak Deki. Karena dari sinilah beliau bisa memaknai banyak hal. Terus mengupgrade diri dan berinovasi. Pak Deki juga berpesan, "Jangan anti dengan inovasi. Karena zaman memang menuntut kita terus berinovasi."