Bale Soeriapoetra dan Peristiwa Sejarah Bandung Lautan Api

- 17 Juni 2024, 00:19 WIB
Bangunan cagar budaya Bale Soeriapoetra milik Bupati Bandung Raden Toemenggoeng Endoeng Soeriapoetra masih kokoh terpelihara.
Bangunan cagar budaya Bale Soeriapoetra milik Bupati Bandung Raden Toemenggoeng Endoeng Soeriapoetra masih kokoh terpelihara. /Portal Bandung Timur/Rista Fauziah Sahidin/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kafe yang terletak di Jalan Soreang Kabupaten Bandung memiliki view yang bersebelahan dengan rumah yang bergaya arsitektur zaman dulu. Rumah tersebut beralamat tepat di jalan soreang, tepatnya Jalan Soreang-Banjaran Nomor 416, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Rumah tersebut terlihat iconic, dimana rumah panggung ciri khas zaman dulu yang di hiasi dengan tulisan kecil Bale Soeriapoetra yang menggantung di depan rumah tersebut. Tampak tertulis tahun 1923 menandakan dibangunnya Bale Soeriapoetra.

Sediki banyak orang tahu perihal rumah tersebut. Rumah yang akrab disapa Bale Soeriapoetra ini merupakan rumah hunian pemilik Warung Kebon disebelahnya.

Dibalik arsitektunya yang tampak khas bangunan zaman dahulu ini ternyata Bale Soeriapoetra ini memiliki cerita Sejarah yang berkaitan dengan Bandung Lautan Api.

Baca Juga: Tedy Ruswandi, Jejak Peristiwa Bandung Lautan Api Bisa Jadi Wisata Edukasi Sejarah

Bale Soeriapoetra ini dahulunya pernah menjadi kediaman dari Bupati Bandung yaitu Raden Toemenggoeng Endoeng Soeriapoetra. Dalam Soerat Asal Oesoel Raden Toemenggoeng Endoeng Soeriapoetra dilahirkan di Kabupaten Sumedang tanggal 17 September 1894.

Beliau merupakan darah keturunan Sumedang yang di angkat menjadi Bupati Badung oleh militer Jepang pada 5 Juni 1945, karena pada saat itu jabatan Bupati Bandung sedang kosong.

Kaitanya Bale Soeriapoetra dengan peristiwa Bandung Lautan Api adalah dulunya Bale Soeriapoetra pernah menjadi dapur umum pada saat peristiwa bandung lautan api akan terjadi.

Baca Juga: Bandung Lautan Api Bukan Hanya Sekedar Peristiwa Warga Mengungsi ke Selatan dan Kota di Bakar

Berdasarkan cerita sejarahnya, pada tanggal 23 Maret 1946, tentara sekutu menyebarkan pamplet yang memerintahkan agar semua pasukan bersenjata keluar dari  Kota Bandung sebelum pukul 24.00 pada tanggal 24 Maret 1946. Hal ini memicu kolonel Nasution dan pejuang-pejuang lainnya untuk memutuskan membumihanguskan Bandung agar tidak dapat digunakan oleh musuh, sehingga terjadilah peristiwa yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah