Kota Bandung Salah Satu Pilot Project Kemenperin dengan NEDO Jepang

- 25 Februari 2021, 09:58 WIB
Sejumlah PNS Pemkot Bandung saat mencoba sepeda motor listrik pinjaman PT HPP Energy  sebagai bagian dari realisasi kerjasama Kementerian Perindustrian RI dan New Energy And Industrial Technology Development Organization Jepang di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Rabu 23 Februari 2021.
Sejumlah PNS Pemkot Bandung saat mencoba sepeda motor listrik pinjaman PT HPP Energy  sebagai bagian dari realisasi kerjasama Kementerian Perindustrian RI dan New Energy And Industrial Technology Development Organization Jepang di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Rabu 23 Februari 2021. / Portal Bandung Timur/hp.siswanti

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan akselerasi pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri dengan meningkatkan awareness masyarakat. Kerjasama yang dilakukan Kementerian Perindustrian dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) menjadi salah satu pilot project kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

”Pilot project  The Demonstration Project To Increase Energy Efficiency Through Utilization Of Electric Vehicle And Mobile Battery Sharing, hasil kerja sama dengan NEDO Jepang ini bertujuan untuk mengenalkan kendaraan listrik dan teknologi battery sharing. Tentu saja akan mendorong tumbuhnya pasar sebagai basis pembangunan industri kendaraan listrik didalam negeri,” terang Pejabat Pelaksana Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Restu Yuni Widayati, di Jakarta.

Ditegaskan Restu Yuni,  pilot project dengan NEDO Jepang tidak hanya berupa uji coba kendaraan listrik yang akan dilaksanakan di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Provinsi Bali.

Baca Juga: Sebanyak 9.2 Ton NaCl Telah Ditabur, Atasi Hujan Lebat Pesisir Pantai Utara Jakarta dan Jawa Barat

“Tapi dilakukan studi kendaraan listrik oleh Konsorsium Institusi R&D Indonesia yang terdiri dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kemenperin, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Udayana, serta Universitas Indonesia,” ujar Restu Yuni, sebagaimana dilansir dari siaran pers kemenperin.

Dikatakan Restu Yuni,  proyek kendaraan listrik kini dilakukan melalui beberapa skema seperti penggunaan sepeda motor listrik oleh konsumen langsung (skema B to C), pegawai instansi pemerintah (skema B to B to C), pelaku bisnis (B to B).  

Proyek kendaraan listrik melibatkan sebanyak 300 unit kendaraan roda dua (EV bike), 1000 unit baterai, 40 unit baterai exchanger station (BEx Station) dan 4 unit kendaraan roda empat (Mikro EV).sebagaimana dilansir dari siaran pers kemenperin.

Baca Juga: Dimulai, Vaksinasi Bagi Pendidik dan Tenaga Pendidik

Salah satu bentuk implementasi skema B to B to C, menurut Restu Yuni, yaitu kerja sama penggunaan sepeda motor listrik dengan satuan kerja di lingkungan Kemenperin di Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x