Kedelai Kembali Naik, Pengrajin Tahu Tempe Ancam Mogok 3 Hari

- 28 Mei 2021, 00:04 WIB
Pengraji tahu dan tempe tengah memproses kacang kedelai yang jadi bahan utama tahu dan tempe. Saat ini harga kacang kedelai di tingkat global mengalami kenaikan cukup signifikan.
Pengraji tahu dan tempe tengah memproses kacang kedelai yang jadi bahan utama tahu dan tempe. Saat ini harga kacang kedelai di tingkat global mengalami kenaikan cukup signifikan. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Elly Wasliah  katakan harga kacang kedelai di Kota Bandung dan sejumlah daerah lainnya  cukup signifikan. Pemerintah Kota Bandung melalui Disdagin berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe.

“"Iya jadi ada kenaikan harga tapi secara global, bukan hanya di Indonesia tapi di dunia. Kenaikan harga kacang kedelai memang cukup signifikan, yang semula harga dipasaran Rp9.200 per kilogram, kini sudah merangkak naik di angka Rp10.500 per kilogram,” terang Elly Wasliah dalam keterangan persnya di Balai Kota Bandung, Kamis 27 Mei 2021.

Hal tersebut disampaikan Elly Wasliah terkait dengan adanya informasi akan ada aksi mogok produksi oleh Paguyuban Pengrajin dan Pedagang Tahu Tempe selama tiga hari, 28-30 Mei 2021. Aksi tersebut lantaran adanya kenaikan harga kacang kedelai.

Baca Juga: Sehari, Dua Peristiwa Kebarakan di Kota Bandung

Tekait dengan rencana aksi Paguyuban Pengrajin dan Pedagang Tahu Tempe tersebut menurut  Elly Wasliah, Pemerintah Kota Bandung melalui Disdagin sudah turun ke lapangan untuk duduk bersama dengan paguyuban. "Harapan kami tidak ada mogok. Kita sedang berdiskusi dengan paguyuban. Apa harapan mereka dan solusi dari kita seperti apa,” ujar Elly Wasliah.

Terkait dengan kenaikan harga kacang kedelai secara global menurut Elly Wasliah disebabkan beberapa faktor. Kenaikan karena hampir 95 persen Indonesia sangat bergantung pada pasokan kacang kedelai dari Amerika Serikat, sementara saat ini di negara tersebut belum memasuki masa panen.

"Kemudian sudah ada permintaan dari Cina, yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin. Ini salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya," terang Elly Wasliah.

Baca Juga: Lagi, di Cinunuk Kabupaten Bandung 2 Warga Meninggal Terpapar Covid-19

Karenanya menurut Elly Wasliah, ketika ada kenaikan harga secara global maka berdampak di tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Karena selama ini mereka masih bergantung dari pasokan kacang kedelai impor.

Meski begitu, menurut Elly Wasliah, Pemerintah Kota Bandung melalui Disdagin berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya dengan cara memutus mata rantai distribusi.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x