Dimasa Pandemi Covid-19, Hasil Pertanian Surplus Nasib Petani Tidak Kunjung Membaik

- 10 Juni 2021, 10:00 WIB
Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) dari awal 2021 sampai saat ini masih dibawah 100, diusulkan harga dikembalikan menjadi harga dasar gabah (HGD).   
Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) dari awal 2021 sampai saat ini masih dibawah 100, diusulkan harga dikembalikan menjadi harga dasar gabah (HGD).   /Portal Bandung Timur/heriyanto/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kementerian Pertanian merilis data pertanian tahun 2020 dan 2021, sektor pertanian tumbuh positif dan nilai ekspor pertanian meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukan pertumbuhan sub-sektor tanaman pangan pada Triwulan pertama tahun 2021 tercatat tinggi. 

“Mengapa keberhasilan tersebut belum dapat dinikmati sepenuhnya oleh petani. Terutama petani tanaman pangan yang Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) dari awal 2021 sampai saat ini masih dibawah 100. Saya ingin tahu, siapa yang menikmati pertumbuhan ini, Pak,” tanya Anggota Komisi IV DPR RI Renny Astuti pada rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beserta jajaran di Ruang Rapat Komisi IV DPR RI, Gedung Nunsatara, Senayan, Jakarta.

Pada rapat kerja juga, Renny Astuti, menyoroti terkait penurunan  harga gabah yang sering terjadi. Saat wacana impor beras berhembus  harga gabah di tingkat petani sudah terjun bebas.

Baca Juga: Pertahankan, Pasal Penyerangan Terhadap Martabat Presiden dan Wakil Presiden

Karenanya  Renny Astuti, mengusulkan agar harga dikembalikan menjadi harga dasar gabah (HGD) seperti dulu. "Karena memberi jaminan keuntungan bagi petani dengan memperhatikan perkembangan harga beras dan biaya hidup tidak lagi menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP)," ujar Renny Astuti.

Hal lain yang juga disorot politisi Fraksi Gerindra Renny Astuti adalah tentang pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) yang jumlahnya hanya sedikit. Petani sangat mengharapkan JUT untuk memudahkan petani dalam memobilitasi alat pertanian dan mengangkut hasil produksinya.

"Saya mendukung pembangunan JUT ini karena sangat diperlukan oleh petani, tetapi kalau alokasinya hanya tiga untuk masing-masing anggota, dipastikan tidak cukup. Apalagi untuk dapil saya yang sebagian besar wilayah pertaniannya harus melalui perairan, tentu akan sulit. Jadi saya minta ditinjau kembali jumlah jalan usaha tani ini,” pungkas Renny Astuti. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x