Pendidikan vokasi pada anak usia Dini menggunakan filosofi yaitu pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Budaya bangsa Indonesia merupakan budaya agraris, mengandalkan potensi alam sebagai sumber kehidupan.
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan keunggulan pertanian harus menjadi penguasa kuat secara domestik, dan harus menjadi devisa negara. Industrialisasi harus berakar kepada sumber alam hayati yang bisa diperbaharu, artinya hasil pertanian harus berkembang ke arah agroindustri dan agrobisnis.
Baca Juga: Industri Perfilman Indonesia Paska Pandemi
Anak usia dini merupakan peserta didik pewaris budaya bangsa yang harus kreatif. Budaya bangsa Indonesia yang berbasis budaya lokal dan bisa dikembangkan sebagai industrialisasi yaitu hasil pertanian, rempah-rempah dan tanaman bahan herbal, kuliner, serta binatang ternak yang hidup di Indonesia.
Anak usia dini merupakan peserta didik dan pembelajar yang aktif dan memiliki talenta untuk belajar mengenai berbagai hal yang ada disekitarnya. Anak usia dini harus diberi pembelajaran mengenai kreativitas sebagai dasar keterampilan mengolah potensi alam.
Pendidikan vokasi lebih tepat untuk diterapkan pada pembelajran aktif, kreatif, dan inovatif terhadap anak usia dini berbasis pembentukan karakter. Pembelajarannya bisa menggunakan pendekatan saintifik sebagaimana tercantum dalam kurikulum 2013 untuk anak usia dini.
Baca Juga: Nasib Seni Budaya Tradisional Jawa Barat Sulit Bergeming
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan seluruh kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Landasan Sosiologis
Kecakapan vokasional dasar anak usia dini hanya diharapkan anak mampu melakukan gerak dasar dengan menggunakan alat sederhana atau simulasi yang biasa dikerjakan orang dewasa, agar anak mampu melalukan kontak sosial dan mampu bekerja sama.