PORTAL BANDUNG TIMUR - Masyarakat dunia menyebut pertempuran antara pasukan perang Jepang dengan Sekutu di laut Jawa pada 27 dan 28 Februari 1942 dengan sebutan “Battle of Java Sea”. Sebuah pertempuran dilautan terbesar kedua selama Perang Dunia ke II setelah Battle of Jutland (31 Mei-1 Juni 1916) di perairan Denmark dan Norwegia.
Namun dikalangan masyarakat Indramayu dan sekitarnya, pertempuran sepanjang sore hingga dinihari antara Pasukan Sekutu (AS, Inggris, Australia dan Belanda) melawan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dikenal dengan pertempuran Eretan.
Pertempuran antara pasukan Sekutu yang menghadang 10 kapal laut pengangkut Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang hendak melakukan invasi ke Jawa Barat dan Jawa Timur, menciptakan suara dentuman di tengah lautan dan juga asap membumbung ke langit.
Baca Juga: 5 Idol K-Pop Dengan Kekayaan Terbesar 2020
Dari sejumlah literatur sejarah diceritakan armada American British Dutch Australian Command (ABDACOM) dipimpin Laksamana Muda Karel Doorman mengerahkan tiga penjelajah ringan kapal HNMLS De Ruyter, HNMLS Java dan HMAS Perth.
Dua penjelajah berat USS Houston dan HMS Exeter, serta Sembilan kapal perusak, HMS Electra, HMS Encounter, HMS Jupiter, HNLMS Kortenaer, HNLMS Witte de With, USS Alden, USS John D. Edwards, USS John D. Ford, dan USS Paul Jones.
Sementara armada Laut Kekaisaran Jepang dipimpin Laksamana Muda Toshinori Shoji Nishimura karena dalam rangka menginvasi tanah Jawa mengerahkan 14 armada kapal perusak.
Baca Juga: Drama Pasca Pembagian Grup Euro 2020
Kapal yang dikerahkan, Yūdachi, Samidare, Murasame, Harusame, Minegumo, Asagumo, Yukikaze, Tokitsukaze, Amatsukaze, Hatsukaze, Yamakaze, Kawakaze, Sazanami, dan Ushio. Selain itu juga dikawal dua kapal penjelajah berat, Nachi dan Haguro serta dua penjelajah ringan, Naka dan Jintsū .