Al-Khawarizmi, Teori Dialektika dan Relevansinya

- 31 Januari 2024, 13:00 WIB
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, penemu Aljabar dan Algoritma serta angka nol.
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, penemu Aljabar dan Algoritma serta angka nol. /Pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Apa itu Teori Dialektika? Teori Dialektika dalam bidang ilmu Filsafat merupakan teori yang melihat suatu fenomena atau suatu kejadian berdasarkan sebab akibat yang terjadi dalam peristiwa tersebut tanpa adanya kebetulan.

Teori dialektika ini dikembangkan oleh seorang filsuf yang berasal dari Jerman bernama George Wilhelm Frederick Hegel. Sang Filsuf meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini mempunyai sebab akibat yang ditimbulkannya bukan hanya berdasarkan kepada kebetulan belaka.

Teori dialektika dalam hal peristiwa sejarah memandang bahwa sesungguhnya dalam suatu peristiwa sejarah tidak ada yang namanya kebetulan. Semua peristiwa sejarah yang terjadi berjalan sesuai dengan sebab dan akibat yang ditimbulkan sebelumnya.

Baca Juga: Abdul Hamid Shiddiqi Sumbangsih Bagi Filsafat Sejarah

Teori dialektika berdasar kepada negasi dan penyangkalan. Teori positif justru malah menimbulkan hal yang sebaliknya yaitu tidak adanya perkembangan dan cenderung bersifat stagnan.

Pada tahun 780 Masehi, di daerah Asia Barat yang banyak sejarawan masih memperdebatkan secara rinci dimana tepatnya kota kelahiran beliau. Namun, apabila ditelisik dari namanya beliau lahir di Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada zaman Dinasti Bani Abbasiyah yang sekarang menjadi Xorazm salah satu Provinsi di Uzbekistan.

Dari daerah itu lahirlah seorang anak yang kelak akan menjadi salah satu ilmuan Muslim terbesar yang karyanya bahkan mempengaruhi kehidupan umat manusia hingga saat ini. Anak ini bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi.

Tidak banyak literatur yang menyebutkan tentang biografi beliau secara rinci, baik itu orang tua nya, keluarganya, maupun kehidupan pribadinya. Namun dalam Kitab al-Fihrist Ibnu al-Nadim dapat ditemukan mengenai biografi singkatnya beserta dengan karya tulisnya Al Khawarizmi.

Baca Juga: Konsep Teori Siklus; Nostalgia Fashion Tahun 90-an yang Terulang Kembali

Pada masa Dinasti Abbasiyah yang saat itu dipimpin oleh Khalifah Al-Ma’mun Putera dari Harun Al-Rashid, kota Baghdad menjadi pusat keilmuan Islam pada masa itu.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x