Network
Kisah dua tokoh tersebut sangat menarik sekali untuk dibaca dalam karyanya. Bahkan kisah Saidjah dan Adinda pernah difilmkan dan dapat kita saksikan kembali di Youtube.
Museum Multatuli berbentu huruf T dengan tujuh ruangan dan empat tema. Ketika memasuki ruang uatama terdapat kutipan Multatuli yaitu “Tugas manusia adalah menjadi manusia”. Kata-kata tersebut sangat singkat namun tergambar bagaimana para koloni Belanda ketika penjajahan tidak memanusiakan masyarakat Lebak.
Baca Juga: Nol Kasus Covid-19, Desa Wisata Kembang Kuning Lombok Timur Jadi Tujuan Wisata
Ruang utama adalah ruang selamat datang yang digunakan untuk menyambut para pengunjung, ruang kedua dan ketiga menggambarkan sejarah masuknya para kolonial Belanda ke Indonesia, ruang ke empat terdapat karya-karya Multatuli, ruang ke lima dan ke enam mengusung tema Banten dan Lebak, ruang ke tujuh adalah ruang karya tokoh Indonesia mengenai Multatuli salah satunya puisi Rendra.
Sangat menarik sekali jika kita melihat ruangan ke empat di Museum Multatuli, karena di dalamnya terdapat banyak karya Multatuli dari buku-buku terdahulu hingga buku yang sudah diubah ke Bahasa inggris. Selain itu ada surat digital Multatuli yang pernah dikirimkan kepada guberbur untuk meminta keadilan masyarakat Lebak.
Dengan berdirinya Museum Multatuli ini dihararapkan msyarakat Indonesia khususnya masyarakat Lebak Banten semakin mengetahui sejarah daerahnya di zaman penjajahan. Maka sangat disayangkan jika kita tidak mengunjungi Museum Multatuli ini. (reva dwi fitri)***
