Ada Saidjah dan Adinda di  Museum Multatuli Lebak Banten

- 10 Mei 2021, 23:16 WIB
Patung Adinda menggengam bunga menjadi penghias Museum Multatuli di Jalan Alun-alun Timur No.08, Rangkasbitung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Banten.
Patung Adinda menggengam bunga menjadi penghias Museum Multatuli di Jalan Alun-alun Timur No.08, Rangkasbitung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Banten. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pada tahun 1860 salah satu tokoh Belanda, menerbitkan buku yang berjudul Max Havelaar of de Koffij-veilingen der Nederlandsche Handel Maatschappij dengan nama pena Multatuli. Buku tersebut mengandung gugatan tajam  terhadap ketidakadilan dan penderitaan yang dirasakan oleh para penduduk Bumiputera khususnya daerah Lebak Banten, yang menjadi salah satu wilayah Hindia Belanda.

Multatuli menulis buku tersebut berdasarkan seluruh pengalaman yang ia rasakan selama bekerja sebagai Asisten Residen di Lebak. Oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Lebak memutuskan untuk memdirikan museum yang diberi nama Museum Multatuli.

Museum Multatuli diresmikan oleh Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya dan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Minggu 11 Februari 2018 di Rangkasbitung Lebak Banten. Tepatnya  di Jalan Alun-alun Timur No.08, Rangkasbitung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Banten, berlokasi sangat strategis karena berada di pusat Kabupaten Lebak.

Baca Juga: Aduh Peraturan Mudik Jangan Mendadak Berubah

Museum Multatuli berada di seberang Alun-alun Rangkasbitung yang luas. Perpustakaan yang tepat berada di sebelah kiri Museum Multatuli juga menjadikan siapapun yang berkunjung dapat menjelajahi dua tempat sekaligus.

Ketika mengunjungi Museum Multatuli, hal yang jadi daya tarik, design bambu yang disusun membentuk segitiga tepat berada di pintu gerbang.  Susunan bambu itu menambah daya tarik siapapun yang melihatnya.

Beberapa langkah setelah memasuki gerbang, para pengunjung Museum Multatuli dapat langsung melihat Pendopo yang berada di sebelah kiri jalan. Pendopo yang dibangun pada Museum Multatuli ini menggambarkan peristiwa penyambutan Multatuli saat pertama kali ditugaskan menjadi Asisten Residen Lebak.

Baca Juga: Sepi, Pantai Pangandaran Tidak Ada Pengunjung

Pendopo yang digunakan untuk menyambut Multatuli kala itu hanya pendopo seadanya yang terbuat dari enam tiang bambu. Ditancapkan diatas tanah dan ditutup dengan daun nipah sebagai atap.

Di bagian halaman Museum Multatuli, terdapat patung Multatuli dengan patung Saidjah dan Adinda. Patung tersebut dibuat agar para pengunjung mengetrahui terdapat kisah satu pasangan yang tidak dapat bersatu selamanya karena penindasan yang terjadi di Lebak kala itu.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x