Sowan ke Luluhur Sumedang Prabu Tadjimalela, Bulu Kuduk Serasa Berdiri

- 25 September 2021, 09:37 WIB
Petilasan Prabu Tadjimalela bercirikan batu berbalut kain putih
Petilasan Prabu Tadjimalela bercirikan batu berbalut kain putih /Portal Bandung Timur/ap.sutarwan/

PORTAL BANDUNG TIMUR – “Terus naik ke sana, Kang,” kata pemilik warung sambil mengarahkan telunjuknya ke jalan menuju puncak Gunung Lingga.

“Terus saja mengikuti jalan itu,” lagi-lagi ibu itu memberi petunjuk.

Setelah membayar makanan dan minuman yang dimakan, kaki segera dilangkahkan menuju puncak Gunung Lingga. Niat sudah bulat, ingin ziarah ke Prabu Tadjimalela, salahsatu leluhur Sumedang.

Prabu Tadjimalela adalah salahsatu leluhur Sumedang. Menurut cerita turun-temurun di Sumedang, setelah wafat, prabu yang namanya banyak digunakan jadi nama paguron silat dan nama gedung itu, dimakamkan di Gunung Lingga, di Kecamatan Cisitu, Sumedang, Jawa Barat.

Didorong keinginan kuat untuk ziarah, sowan, atau silaturahmi, Portal Bantim, suatu ketika sengaja melakukan perjalanan ke Gunung Lingga. Sendiri.

Baca Juga: Maxi, Saat Ini Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin Tapi Dropping Vaksin Sangat Minim

Berkunjung ke makam keramat ini bisa menempuh dua jalan. Pertama, melalui kawasan Batudua, melewati area yang kerap digunakan untuk olahraga paralayang.

Bila menggunakan jalur ini, kita akan segera sampai di kaki Gunung Lingga. Pasalnya, kondisi jalannya cukup bagus. Jarak dari Jalan Raya Sumedang-Wado ke kaki gunung pun diperkirakan hanya 5 kilometer dan bisa ditempuh hanya sepuluh menit saja menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Kedua, melalui jalan lama, dari Pasir Hingkik. Karena kondisi jalan ini jelek sekali, berbatu dan sempit, waktu tempuhnya bisa lebih dari setengah jam. Padahal, jaraknya diperkirakan kurang dari 5 kilometer.

Portal Bantim karena ingin mengetahui kondisi Pasirhinggkik, sengaja memilih jalur kedua, denganmenggunakan ojek dari jalur Wado-Sumedang.

Petujuk arah ke Makam Keramat Prabu Tadjimalela
Petujuk arah ke Makam Keramat Prabu Tadjimalela
Batu berkain putih

Akhirnya, Portal Bantim mulai berjalan menuju puncak Gunung Lingga. Sebelum melangkah, pemilik warung mewanti-wanti agar tidak menengok ke belakang, lurus saja, bila merasakan ada yang mengikuti dari belakang. Matahari saat itu tepat di atas kepalanya.

Berjalan sendiri ke gunung melawati kawasan hutan dengan pohon yang satu-dua di antaranya berumur tua, memang seram juga.

Saat berjalan, sebenarnya terdengar suara seperti langkah dan ranting terinjak di belakang, tapi sesuai pesan pedagang warung tadi, Portal Bantim terus melangkah.  Namun begitu, bulu kuduk serasa berdiri juga juga.

Kurang dari setengah jam, akhirnya sampai juga di puncak gunung.

Ternyata, di area makam ada beberapa orang yang sedang duduk sila menghadap batu berbungkus kain putih. Mereka tengah berdoa dipimpin seorang juru kunci makam. Bau kemenyan terasa di hidung.

Tempat bersemayam Prabu Tadjimalela memang bukan berbentuk makam, tapi batu, mirip dengan tempat bersamayam Embah Jaya Perkasa di Dayeuh Luhur. Dan batu berbungkus kain itu, adalah petilasan Prabu Tajimalela.

Baca Juga: Masa Relaksasi, Tekstil Kabupaten Bandung Diharapkan Berangsur Bangkit

Perlahan menuju kerumunan orang itu, Portal Bantim kemudian ikut berdoa. Mendoakan Prabu Tajimalela, tokoh yang konon merupakan leluhur Sumedang Larang.

Banyak yang percaya, berdoa di petilasan Prabu Tadjimalela ini, akan membuat hajat cepat terkabul. Jangan heran jika dari dulu  hingga sekarang, petilasan ini jadi tujuan ziarah mereka yang punya hajat seperti ingin jadi politisi atau pemimpin.

Puas bersilaturahmi batin, Portal Bantim kemudian turun lagi. Kali ini tidak sendiri, tapi ngabring dengan peziarah lain. 

Saat turun, terasa ada yang mengikuti lagi. Kali ini seperti ada di samping kanan, agak jauh. Portal Bantim tidak tahu, apakah itu benar ada yang mengikuti, atau hanya sekedar bayangan saja. (ap sutarwan)***

Editor: Agus Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x