PORTAL BANDUNG TIMUR - Di tengah hamparan sawah dan perbukitan asri Desa Hegarmanah di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berdiri dengan kokoh salah satu pondok pesantren yaitu Hurryatul Ummah. Pondok ini yang miliki santri kurang lebih 90 persen berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Pondok pesantren ini tidak jauh berbeda dari pondok pesantren pada umumnya di indonesia yang memiliki tujuan yang sama dalam membentuk kepribadian seseorang dengan mempelajari ilmu agama dalam sebuah lembaga pendidikan.
Hampir setiap pondok pesantren di indonesia memiliki ciri khas yang membedakannya dengan yang lainnya. Salah satunya pondok pesantren hurriyatul ummah merupakan sebuah institusi pendidikan yang berada di jatinangor, kabupaten sumedang, jawa barat, yang telah menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga: Yenny Wahid Ingatkan, Peran Pondok Pesantren Bukan Hanya di Bidang Keagamaan Saja
Pondok ini memiliki keunika yang menjadikan Hurryatul Ummah sebagai salah satu pemersatu bangsa yang terdiri dari santri-santri berasal dari berbagai suku dan budaya di NTT, seperti Flores, Lembata, dan Alor, terkhususnya untuk para pelajaran dan mahasiswa. Mereka hidup berdampingan dalam naungan ilmu dan akhlak Islam. Mereka saling belajar bahasa, adat istiadat, dan budaya, menumbuhkan rasa persaudaraan dan toleransi antar sesama.
Pondok Pesantren Hurriyatul Ummah yang didirikan oleh Kyai Drs. H. Moch. Sholeh Hasan pada tahun 2013 dan diresmikan Kamis, 10 April 2014. Dengan jumlah santri saat ini kurang lebih mencapai 70 santri dan santriwati.
![Kyai Drs. H. Moch. Sholeh Hasan pendiri Pondok Pesantren Hurriyatul Ummah pada tahun 2013 .](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x205:1200x1216/x/photo/2024/06/20/3756842605.jpg)
Kalau dilihat dari jarak geografis yang sangat jauh tidak dapat menyurutkan semangat para santri NTT untuk belajar di Pondok Pesantren Hurriyatul Ummah. Mereka rela meninggalkan kampung halaman dan keluarga demi menimba ilmu di pesantren.