Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu Allaihi Wassalam bersabda yang artinya; “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya. Akan tetapi, Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Mereka bertanya kepada mereka, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.”
“Hadist tersebut semakin nyata saat ini begitu terjadi dimana era digitalisasi melalui media sosial berseliweran informasi. Tidak hanya sebatas konten sosial dan budaya fenomena yang tengah terjadi dimasa kekinian. Tetapi juga berkaitan dengan informasi keagamaan, dan siapun dengan bebasnya mengungkapkan pandangan tentang masalah keagamaan,” ujar Ustad Didi Saefulloh salah seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Memang menurut Ustad Didi Saefulloh, tidak salah melakukan siar agama bagi siapapun, namun kiranya akan sangat arif kalau berkaitan dengan masalah keagamaan disampaikan atau serahkan kepada ahlinya.
Baca Juga: Tri Rismaharini, Bukan Beras Bansos Zaman Saya
“Dahulu kala, walaupun para sahabat radhiayallahu ‘anhum memiliki banyak ilmu dan pengetahuan, jika salah satu dari mereka ditanya perihal suatu permasalahan yang tidak ia ketahui, mereka tidak segan-segan untuk mengucapkan, Allahu A’lam, Allah lebih mengetahui perkara tersebut,” ujar Didi Saefulloh.
Hal tersebut dilakukan para sahabat radhiayallahu ‘anhum menurut Ustad Didi Saefulloh bukan berarti para sahabat tidak mengetahui atau tidak berilmu, dan bukan pula berarti Islam melarang dari berfatwa dan menjawab pertanyaan seseorang. “Hanya saja, Islam menginginkan agar setiap ahli ilmu yang ditanya untuk berusaha mencari jawaban yang benar, sampai ia yakin bahwa yang akan disampaikannya adalah kebenaran,” tegas Didi Saefulloh.
Seperti halnya dengan konten-konten aturan shalat, tata cara mengerjakan shalat yang benar, apa yang dilarang dan juga boleh dilakukan saat shalat. “Ada banyak konten yang sepintas seperti benar, namun tidak berdasarkan pada dalil yang benar, ujung-ujungnya menjadi informasi yang menyesatkan demi mendapatkan uang dari membuat konten,” ujar Ustad Didi Saefulloh.
Berikut jadwal sholat untuk Kota Bandung dan sekitarnya, 5 Muharram 1444 Hijriah/3 Agustus 2022 Masehi;
Imsyak : 04.33 WIB
Subuh : 04.43 WIB
