Kunci Jadi Muslim Mulia di Sisi Allah Subhanahu Wa Ta ala dengan Berpuasa

- 17 Maret 2024, 12:10 WIB
Berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan melaksanakan ibadah fardhu maupun sunnnah.
Berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan melaksanakan ibadah fardhu maupun sunnnah. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Ya ayyuhan nasu inna khalaqnakum min dzakariw wa unts awa ja ‘alnakum syu ‘ubaw wa qaba’ila lita ‘arafu, inna akramakum ‘indallahi atqakum, innallaha ‘alimun khabir.

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”

“Surah Al Hujurat ayat ke 13 tersebut berlaku saat ini, saat bulan Ramadhan. Mereka yang berpuasa dengan penuh keiklasan, keimanan dan ketakwaan adalah orang yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena hanya orang-orang yang beriman dan bertakwa yang diwajibkan berpuasa, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Al Baqarah ayat ke 183, Ya ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumush shiyamu kama kutiba ‘alalladzina ming qablikum la’alakum tataqun. Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” papar Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung pada tausyiah ba’da Subuhnya.

Baca Juga: Hari Ini, Jumat Pertama di Bulan Ramadhan 1445 H Ada Waktu Sangat Mustajab Doa di Kabul Perbanyak Sholawat

Disampaikan Ustad Didi Saefulloh, inti dari menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tidak terbatas hanya menahan lapar dan dahaga serta syahwat dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Hikmah puasa Ramadhan yang paling utama adalah meningkatkan dan memperbanyak amal sebagai bentuk kepribadian seorang Muslim yang beriman dan bertaqwa.

“Salah satu contoh yang nyata adalah melaksanakan sholat fardhu maupun sholat sunnah. Seperti sholat fardhu yang biasanya hanya sholat Subuh, Magrib dan Isya yang dilaksanakan secara berjamaah masjid ditambah dengan sholat fardhu Dzuhur dan Asyar, serta sholat sunnah  Tarawih dan Witir, tidak sedikit kaum Muslim laki-laki khususnya menjalankan ibadah puasa tapi sulit untuk datang ke masjid melaksanakan sholat berjamaah,” kata Ustad Didi Saefulloh.

Seperti pada umumnya, pada awal-awal Ramadhan, masjid -masjid dipenuhi tidak hanya oleh kaum bapak tetapi juga ibu-ibu, anak muda, remaja sampai anak-anak. Tapi lepas 10 hari pertama puasa, barisan mulai berkurang dan akan semakin berkurang serta kembali seperti hari-hari biasa menjelang 10 hari terakhir.

Baca Juga: Keutamaan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid dan Doa Qunut

“Disinilah, sebagai pribadi seorang Muslim menilai sendiri sejauh mana kita menjadi seorang Muslim yang taat dan takwa serta menjadi  umatNya yang mulia sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al Hujurat ayat ke 13. Jadi intinya, menjalankan puasa menahan haus dan dahaga saja anak-anakpun sudah bisa, tapi menunjukan keimanan dan ketaqwaan sebagai pribadi Muslim untuk mendapat ganjaran sebagai umatNya yang mulia itu yang sulit,” kata Ustad Didi Saefulloh.

Karenanya menurut Ustad Didi Saefulloh, bergembiralah dan bersyukurlah bagi mereka yang masih diberikan keimanan dan ketakqwaan dalam menjalankan ibadah puasa.  “Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur-an) dan Hikmah (As-Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” kata Ustad Didi Saefulloh menutup tausyiahnya dengan mengutip firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Ali ‘Imran ayat ke 164.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x