Guguran Awan Panas Merapi Hingga Cepogo Boyolali Jawa Tengah

- 23 April 2021, 18:09 WIB
Awan panas guguran dari aktivitas vulkanik Gunung Merapi teramati dari Pos Babadan, Jumat 23 April 2021.
Awan panas guguran dari aktivitas vulkanik Gunung Merapi teramati dari Pos Babadan, Jumat 23 April 2021. /Foto : Tim BPPTKG  

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah barat daya, pada Jumat 23 April 2021 pukul 11.20 WIB. Hujan abu vulkanik terjadi di wilayah Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sesaat setelah Merapi mengeluarkan kolom abu dan angin bertiup ke arah timur.

Melalui siaran persnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa selain awan panas guguran pada Jumat 23 April 2021, Merapi juga mengeluarkan kolom abu vulkanik setinggi 300 meter dari atas puncaknya. “Laporan terjadi hujan abu di Cepogo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pukul 11.30 WIB, sesaat setelah Merapi mengeluarkan kolom abu dan angin bertiup ke arah timur,” jelas Tim BPPTKG dalam laporannya, sebagaimana dikutip dari laman resmi bnpn.go.id.

Sementara berdasarkan laporan hasil pengamatan sementara Tim BPPTKG, aktivitas vulkanik Gunung Merapi tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 milimeter dan durasi 145 detik. Sementara status Gunung Merapi masih tetap berada pada level III atau ‘Siaga’.

Baca Juga: Prajurit Siliwangi, Esa Hilang Dua Terbilang, Cadu Mundur Pantrang Mulang 

Melihat adanya laporan perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya sejauh 5 kilometer dari puncak. “Masyarakat juga diimbau agar mewaspadai bahaya lahar dingin terutama saat terjadi hujan di seputar puncak Gunung Merapi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak abu vulkanik diharapkan tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker untuk mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah