Ridwan Kamil Sebut Indonesia Tak Berpengalaman Membangun Ibu Kota Negara dari Nol

- 11 Februari 2022, 15:10 WIB
Gubernur Jabar, M. Ridwan Kamil
Gubernur Jabar, M. Ridwan Kamil /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menceritakan isi hatinya di forum Ikatan Arsitek Indonesia Nasional dalam acara Pro Talk Series # 2 yang mengangkat tema ‘Arsitektur Sebagai Artefak Peradaban Dalam Perspektif Istana Negara. Dalam forum daring yang disiarkan melalui kanal Youtube itu, Ridwan Kamil mengatakan, seputar rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

“Manusia itu kan, menunjukkan budaya ekspresinya dalam berbagai bentuk.  Ada yang dalam bentuk bahasa, dengan berbicara, berpakaian budaya dan kesenian, dan yang paling kompleks adalah mengekspresikan identitas dirinya melalui arsitektur dan kumpulan arsitektur yang kita sebut dengan kota,” ungkap Ridwan Kamil,  Rabu, 9 Februari 2022.

Oleh karena itu, menurut Ridwan Kamil, membangun masa depan harus punya identitas. Ia menjelaskan,  sejarah arsitektur moderen kurang lebih mereduksi banyak sekali kearifan-kearifan lokal yang tentunya bisa terus kita carikan definisi-definisi barunya.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Tarif Tol Cisumdawu Tidak Gratis Lagi, Ini Daftar Lengkapnya

Ia mencontohkan, ada yang mengatakan juga kalau mau lihat sebuah peradaban sebuah bangsa Lihatlah toilet umum di fasilitas kotanya. “Kalau toilet umumya berantakan semrawut ya, itu juga mencerminkan kualitas peradaban bangsa nya ,” ucapnya.

Terkait dengan Istana Negara Ibu kota,  Ridwan Kamil mmenyatakan, Ibu Kota pada dasarnya adalah Simbol Politik sebuah negara. 

“Ibu Kota ini pada dasarnya adalah simbol politik sebuah negara, Oleh karena itu,  wajah utama dari negara bisa dihadirkan dalam bentuk ekspresi arsitektur, ekspresi kota, dari sebuah negara tersebut,” ungkapnya 

Indonesia menurut Ridwan Kamil, memang belum ada sejarah ibu kota yang didesain dari nol  untuk bangsa Indonesia yang merdeka.

Baca Juga: Lagi, Pangeran Charles Terpapar Covid-19

“Jakarta kan awalnya Batavia Batavia itu kan didisain dari perspektif pemerintah kolonial penjajah Belanda. jadi sejarahnya adalah perspektif orang asing terhadap mereka-mereka yang ada di hindia-belanda ini,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Agus Safari

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah