Kasus Mongkey pox di Indonesia Nambah, Serang Pria Produktif Berorientasi Biseksual

- 24 Oktober 2023, 05:07 WIB
Kasus terkonfirmasi virus MOngkeypox di Indonesia bertambah.
Kasus terkonfirmasi virus MOngkeypox di Indonesia bertambah. /Milisz/Pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan pers mengatakan bahwa kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia ada penambahan. Per tanggal 22 Oktober 2023, kasus konfirmasi dilaporkan bertambah menjadi 7 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan 7 kasus konfirmasi Monkeypox di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta,” terang Maxi Rein Rondonuwu, sebagaimana dikutip dari situs berita Kemenkes SehatNegeriku Selasa 24 Oktober 2023.

Dikatakan Maxi Rein Rondonuwu dari total kasus Monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Rinciannya 1 kasus dari Jatinegara, Mampang 1 kasus, Kebayoran Lama 1 kasus, Setiabudi 2 kasus, Grogol Petamburan 1 kasus, dan Kembangan 1 kasus.

Baca Juga: Kemenkes Tegur Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin, Ini Masalahnya

Kasus konfirmasi cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia berdasarkan data harian yang diterima per tanggal 22 Oktober 2023, ada penambahan menjadi 7 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023, atau 8 kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022.

Menurut Maxi Rein Rondonuwu, data yang sama menunjukkan bahwa, seluruh pasien terkonfirmasi Monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71% adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29% diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun. Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien Monkeypox juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi Biseksual.

Diungkapkan Maxi Rein Rondonuwu, saat ini seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna.

“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” terang Maxi Rein Rondonuwu.

Baca Juga: Turunkan Angka Kematian Ibu Hamil dan Bayi, Kemenkes Sebar 10 Ribu USG ke Puskesmas Seluruh Indonesia

Dibeberkan Maxi Rein Rondonuwu, bahwa pasien Monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan. Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x