Komunitas De’Lempar Pisau Kota Bandung, Lahir di Mahasiswa FSR ITB Angkatan 88

- 23 Juli 2021, 05:00 WIB
Komunitas De’Lempar Pisau yang lahir dari mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung Angkatan 88, kini mulai diakui sebagai olahraga dengan nama Perkumpulan Olahraga Lempar Pisau dan Kapak Indonesia.
Komunitas De’Lempar Pisau yang lahir dari mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung Angkatan 88, kini mulai diakui sebagai olahraga dengan nama Perkumpulan Olahraga Lempar Pisau dan Kapak Indonesia. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sebagian orang beranggapan melempar pisau tidak perlu aturan dan teknik tertentu, karena melempar adalah gerakan alamiah yang sudah bisa dilakukan sejak seorang manusia sudah dilahirkan ke dunia. Namun lain halnya dengan para instruktur dan siswa di sekolah Trownesia, yang berlokasi di kawasan di Jalan Sakola II, Cipadung Kidul, Panyileukan, Kota Bandung.

Bagi mereka, melempar pisau dan kampak harus dilakukan dengan aturan dan teknik yang benar. Bukan tanpa alasan selain lemparan tepat sasaran, juga agar otot tetap terjaga dan tidak mengalami cedera, bahkan sebelum latihan melempar siswa harus melakukan pemanasan terlebih dahulu.

Perkembangan olahraga lempar pisau di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Ramlan, dari yang asalnya hanya sebuah hobi bagi para mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung Angkatan 88, hingga kemudian pada tahun 2010 didirikanlah Komunitas De’Lempar Pisau. Komunitas ini berkembang ke berbagai kota di Indonesia.

Baca Juga: Jadikan Momentum Reformasi Birokrasi, Oknum Pejabat Disdik Terjaring OTT Satgas Saber Pungli

Menurut Asep Tedi Respati selaku founder dari Trownesia, pada tahun 2010 tersebut berdiri De’Lempar Pisau Indonesia. Sebagai sebuah komunitas pegiat olahraga lempar pisau dan kapak di Indonesia, perkembangan berikutnya setelah berdiri berbagai macam chapter di berbagai daerah tersebut olahraga lempar pisau ini diarahkan dengan visi dan cita-cita ingin menjadi salah-satu cabang olahraga prestasi yang diakui.

Sehingga, kemudian pada tahun 2017 tepatnya pada tanggal 24 September 2017 diadakanlah deklarasi di KONI Jabar, yang pada saat itu dihadiri oleh hampir seluruh perwakilan pegiat olahraga lempar pisau dan kapak di Indonesia. Didirikanlah apa yang disebut dengan PORLEMPIKA (Perkumpulan Olahraga Lempar Pisau dan Kapak Indonesia) sebagai organisasi dari olahraga lempar pisau dan kapak di seluruh Indonesia.

Ada beberapa teknik dalam melempar pisau di antaranya adalah teknis spin dan teknis putar, half spin atau setengah putaran, dan teknik tersulit yaitu no spin atau teknik melempar pisau tanpa putaran. Teknik tersebut memiliki perbedaan baik dari cara memegang pisau, jarak lemparan, serta jenis dan panjang pisau yang digunakan.

Baca Juga: Pekerja atau Buruh Akan Dapat BSU, Ini Kriterianya

Menurut Asep Tedi Respati, dalam teknik full spin atau rotasional, pisau dipegang bergantian antara jarak genap dengan jarak ganjil. Pada jarak genap pisau dipegang dibagian bilahnya, cara memegangnya beragam ada yang hammer, ada juga yang memegang seperti orang yang bersalaman. Sementara dalam jarak yang ganjil seperi tiga meter, lima atau tujuh meter itu dipegang di bagian handle serta cara menggunakannya sama dengan jarak di genap meter.

Dalam teknik no spin, pisaunya yang digunakan lebih pendek, memiliki panjang 25 cm. Kunci penguasaan teknik lempar pisau adalah konsistensi, pada teknik full spin ada empat hal yang perlu dikuasai yaitu konsisten, grip, jarak, gestur badan dan titik lempar. Saat terjadi perubahan nantinya akan terlihat hasil yang berbeda. Pada teknik lempar pisau yang lain pun, dituntut adanya konsistensi. Dan dalam olahraga lempar pisau yang sangat mempengaruhi adalah faktor psikis.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x