Generasi Milenial, Generasi Penerus Kemerdekaan

- 19 Agustus 2021, 03:05 WIB
Generasi milenial merupakan generasi penerus dalam mempertahankan kemerdekaan.
Generasi milenial merupakan generasi penerus dalam mempertahankan kemerdekaan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Generasi milenial sekarang merupakan calon pemimpin masa yang akan datang. Generasi milenial harus berpegang teguh pada connected, confidence dan creative termasuk agama.

Demikian disampaikan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya pada Webinar Millenial Talks Special HUT RI dan HUT Pramuka Ke-60. Mengangkat tema ‘Milenial Jabar Tangguh Berbakti Tanpa Henti Indonesia Tumbuh’.  

“Seorang pemimpin harus bisa membawa gerbongnya ke arah yang lebih baik.  Jika generasi milenial sekarang merupakan calon pemimpin mendatang,” ujar  Atalia Praratya dalam sambutannya pada kegiatan yang diselenggarakan Badan Kesatuan bangpol Provinsi Jawa Barat Rabu 18 Agustus 2021.

Baca Juga: PPKM Jawa Bali Lanjutan, Batas Waktu Makan di Tempat Jadi 30 Menit

Dikatakan Atalia Praratya, pada Webinar Millenial Talks Special HUT RI dan HUT Pramuka Ke-60 yang diikuti lebih dari 500 yang masuk kategori milenial Jawa Barat, menjadi seorang pemimpin bukan sesuatu yang mudah. "Seorang calon pemimpin harus mampu bekerjasama dengan orang lain atau gotong royong, terlebih di negara yang sangat beragam suku bangsa, agama maupun rasnya," jelas Atalia Praratya.

Oleh karena menurut Atalia Praratya,   generasi milenial harus berpegang teguh pada tiga hal yakni connected, confidence dan creative termasuk agama. "Sebelum menjadi seorang pemimpin, kalian harus mengikut dulu atau menjadi anggota salah satu partai, atau anggota Paskriba, Pramuka, Moka atau organisasi kepemudaan terlebih dahulu untuk belajar menjadi seorang pemimpin,"ujar  Atalia Praratya.

Sementara Ketua Komisi I DPRD Jabar, Bedi Budiman menyebutkan, seorang pemimpin harus memegang teguh nasionalisme. Nasionalisme Indonesia berakar dari agama, suku bangsa, budaya daerah yang berbeda-beda serta keturunan seperti Arab, Cina, maupun lain.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Karya Peneliti Indonesia, Dikawal Badan POM

 "Secara tidak langsung orang-orang keturunan berkontribusi pada kebudayaan Indonesia sejak jaman dulu. Keberagaman ini kemudian dibingkai secara harmoni oleh Pancasila," ujar Bedi Budiman.

Menurut Bedi Budiman, jika nasionalisme menjadi bukti sebagai alat meraih atau merebut kemerdekaan dari para penjajah. Ini sangat berbeda ketika masih masa kerajaan atau primordial, dimana setiap daerah atau kerajaan gigih melawan penjajah namun selalu kandas.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x