Ruang Publik Digital Ciptakan Demokratisasi dan Fragmentasi Otoritas Keagamaan

- 11 November 2022, 06:30 WIB
Wakil Menteri Agama,  Zainut Tauhid Sa'adi.
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi. /Foto : Humas Kemenag/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Ruang publik digital telah mengakibatkan demokratisasi dan fragmentasi otoritas keagamaan. Ruang publik digital juga telah mempertajam kontestasi dan polarisasi ideologis antara gerakan Islamis dan organisasi Islam arus utama di Indonesia.    

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi pada acara bedah buku “Kontestasi Ideologi Politik: Gerakan Islam Indonesia di Ruang Publik Digital” karyanya. “Sangat terbukanya ruang digital memfasilitasi gerakan Islamis memproduksi dan mendistribusikan wacana ideologi politik alternatif di luar batasan sempit lembaga formal dan politik elektoral,” ujar Zainut Tauhid Sa'adi pada acara yang diselenggarakan di Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, pada Kamis 10 November 2022.    

Dikatakan Zainut Tauhid Sa'adi, ketiadaan saluran kelembagaan formal dan pembatasan akses politik elektoral tidak menghalangi kelompok Islamis untuk menjadi politis dan mempengaruhi masyarakat dan negara. “Meskipun pemerintah berupaya membatasi struktur peluang politik kelompok-kelompok Islamis, sebagaimana tercermin dalam kebijakan pembubaran HTI dan FPI,” ujar Zainut Tauhid Sa'adi.

Baca Juga: Buntut Pencabutan 49 Izin Produk Obat PT Afi Farma, 28 Karyawan Turut di Periksa

Menurut Zainut Tauhid, pembatasan tidak juga menghalangi mereka untuk mempengaruhi persepsi dan opini publik di ruang digital. “Di Arena inilah kemudian kelompok-kelompok Islam arus utama seperti NU dan Muhammadiyah memainkan peran utama dalam membendung narasi radikal dan anti-sistem,” jelas Zainut Tauhid Sa'adi.

Peran tersebut, menurut Zainut Tauhid Sa'adi,  sangat penting sebagai upaya mempertahankan Pancasila dan NKRI. Sebagai hasil konsensus bersama dalam gempuran narasi anti sistem yang berkembang di ruang publik digital.

Menurut Zainut Tauhid Sa'adi, narasi-narasi tersebut perlu dikemas menggunakan media digital secara kreatif dan produktif. Dalam rangka memasarkan wacana ideologi politik yang diyakini kepada warganet Muslim Indonesia.    

Turut hadir pada acara bedah buku karyanya berjudul “Kontestasi Ideologi Politik: Gerakan Islam Indonesia di Ruang Publik Digital”, karya Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi para tokoh sebagai pembedah. Diantaranya, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Arsul Sani, dan juga Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari.  (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x