Herman Suherman, Sikap Warga Pilih-pilih Vaksin Hambat Program Herd Immunity

- 17 Oktober 2021, 11:00 WIB
Seorang warga melewati spanduk sosialisasi vaksin. Bupati Cianjur H. Herman Suherman sayangkan warganya pilih-pilih jenis vaksin.
Seorang warga melewati spanduk sosialisasi vaksin. Bupati Cianjur H. Herman Suherman sayangkan warganya pilih-pilih jenis vaksin. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Untuk mencapai target program vaksinasi dan kekebalan kelompok (herd immunity) Bupati Cianjur Herman Suherman berharap masyarakat tidak pilih-pilih vaksin. Hingga saat ini baru 27,5 persen warga Kabupaten Cianjur mendapatkan vaksin dari target akhir tahun 1,9 juta orang.

“Saat ini vaksin yang tersedia di Kabupaten Cianjur berupa vaksin Sinovac, Astrazeneca, Moderna dan Pfizer. Karena mengetahui semua jenis vaksin tersedia, masyarakat saat ini memilih-milih vaksin untuk digunakan dan hal tersebut menjadi kendala,” ujar Herman Suherman.

Dikatakan Herman Suherman, sikap masyarakat yang pilih-pilih vaksin tersebut menjadi kendala di lapangan dan dikhawatirkan vaksin akan menghadapi kadaluarsa. “Selain itu, sikap pilih-pilih vaksin oleh masyarakat ini menjadi kendala bagi pencapaian target program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah pusat maupun provinsi bahwa akhir tahun total 1,9 juta orang warga Cianjur mendapatkan vaksin, sedangkan sampai saat ini kita masih 27,5 persen,” ujar Herman Suherman yang menyayangkan sikap warga yang pilih-pilih jenis vaksin.

Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta Minggu, Demi Jesica, Om Irvan Lakukan Ini ke Rendy

Sementara Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan sikap masyarakat pilih-pilih jenis vaksin dikarenakan memikirkan dampak atau pasca mengikuti vaksin. “Ada anggapan di masyarakat saat ini bahwa vaksin Sinovac efek sampingnya paling ringan, karenanya banyak yang meminta di vaksin Sinovac,” terang Yusman Faisal.

Karenan banyak masyatakat yang memilih vaksin Sinovac menurut Yusman Faisal, membuat masyarakat enggan menggunakan vaksin Covid-19 jenis Pfizer dan Moderna. “Karena mereka beranggapan efek samping vaksin Pfizer dan Moderna lebih tinggi, sementara stok vaksin Pfizer dan Moderna di Kabupaten Cianjur berasal dari realokasi Kabupaten Bandung mencapai 30 ribu dosis,” ujar Yusman Faisal.

Terhadap sikap pilih-pilih vaksin di masyarakat tersebu menurut Yusman Faisal pihaknya sangat mengkhawatirkan target vaksinasi tidak tercapai. “Selain itu 30 ribu vaksin akan kadaluarsa dalam sepekan ini dan sudah masuk pencatatan yang harus dipertanggungjawab dalam memanfaatkan vaksin yang ada,” jelas Yusman Faisal.

Baca Juga: Liga Serie A Italia, Hujan Kartu di Pertandingan Lazio Kontra Inter Milan

Terkait dengan kondisi yang saat ini, menurut Yusman Faisal pihaknya secara bertahap terus mendistribuksikan vaksin ke puskesman-puskesmas di pelosok Kabupaten Cianjur. Selain itu, pemerintah juga mengirimkan bantuan vaksinator yang sudah terlatih ke pelosok-pelosok guna mempercepat target program vaksinasi.

“Kalau melihat jumlah vaksin yang sudah didistribusikan sesejumlah puskesmas Insyaallah akan dapat digunakan sebelum masa kadaluarsa. Karena kalau tidak harus dikembalikan ke pusat atau provinsi dan hal ini akan semakin menghambat,” pungkas Yusman Faisal. (dani jatnika)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x