7 Warga Desa Sukahurip Pangantikan Kabupaten Garut Meninggal, di Duga Terserang Difteri

- 22 Februari 2023, 02:12 WIB
Ilustrasi anak mendapatkan imunisasi.  Riwayat imunisasi di wilayah  Kecamatan Pangantikan Kabupaten Garut kurang baik di duga menjadi penyebab banyak warga terserang penyakit Difteri.
Ilustrasi anak mendapatkan imunisasi. Riwayat imunisasi di wilayah Kecamatan Pangantikan Kabupaten Garut kurang baik di duga menjadi penyebab banyak warga terserang penyakit Difteri. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR -Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melaporkan puluhan warga di Kecamatan Pangantikan Kabupaten Garut telah terserang penyakit Difteri. Ditemukan 73 kasus penyakit menular infeksi hidung dan tenggorokan yang umumnya menyerang anak-anak.

Sebagaimana dilaporkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, penyakit Difteri yang menyerang puluhan warga di Kecamatan Pangantikan Kabupaten Garut paling banyak menyerang anak-anak di Desa Sukahurip. “Semula dilaporkan ada 2 anak yang mengalami Difteri dan sudah diperiksa di laboratorium dan positif Difteri sementara puluhan lainnya hasilnya belum keluar,” terang Leli Yuliani kepada wartawan.

Berdasarkan hasil penelusuran Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menurut Leli Yuliani, diketemukan 72 kasus. Sebanyak 4 kasus masuk kategori kasus observasi difteri, ada 4 kasus suspek difteri, 2 kasus konfirmasi positif difteri, dan 55 kontak erat.

Baca Juga: Crazy Rich Bandung Doni Salmanan Mendapat Tambahan Hukuman Jadi 8 Tahun di Tingkat Banding Pengadilan Tinggi

“Selain itu berdasarkan penelusuran juga diketemukan 7 kasus pasien yang mengalami meninggal dunia tanpa ada catatan medis yang lengkap. Sementara  3 kasus lainnya masih menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut, dan delapan orang lainnya menjalani isolasi mandiri,” terang Leli Yuliani.

Masih berdasarkan hasil penelusuran dilapangan menurut Leli Yuliani, dari 7 kasus penderita  yang meninggal dunia, ada 6 orang penderita usia anak-anak dan seorang dewasa. “Dari 7 kasus ini kita belum memastikan apakah karena penyakit Difteri atau penyakit lainnya, karena tidak ada catatan medis,” ujar Leli Yuliani.  

Namun demikian menurut Leli Yuliani di duga ke 7 warga yang meninggal tersebut dikarenakan penyakit Difteri. Karena berdasarkan keterangan pihak keluarga gejala yang dialami ke 7 pasien tersebut seperti gejala penyakit Difteri berupa radang hidung dan tenggorokan disertai demam tinggi.

Baca Juga: Wanita Paruh Baya Bingung, Mobilnya Melaju Tabrak Pohon dan Lukai 2 Warga

“Namun pasien belum dapat dipastikan meninggal disebabkan penyakit Difteri karena pasien belum melakukan pemeriksaan laboratorium, pihak rumah sakit tidak sempat mengambil sampel dan menguji ke laboratorium,” tambah Leli Yuliani.

Dikatakan Leli Yuliani, Pemerintah Kabupaten Garut telah menyatakan Difteri menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan dilakukan dengan jumlah penderita yang mencapai 73 orang dan adanya kematian.

“Sebenarnya belum dapat dikatakan KLB, karena yang meninggal belum dapat dipastikan karena Difteri. Karena kita tidak mendapatkan hasil lab bahwa pasien meninggal karena Difteri,” ujar Leli Yuliani.

Terhadap kasus Difteri yang melanda wilayah  Kecamatan Pangantikan Kabupaten Garut, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kini tengah melakukan skrining terhadap keluarga pasien dan juga warga yang pernah berinteraksi dengan pasien.

“Kepada warga juga kami himbau untuk cepat tanggal melakukan penanggulangan bila ada yang mengalami gejala penyakit Difteri, kepada warga lain juga diingatkan untuk tidak melakukan interaksi dengan warga yang bergejala terserang Difteri,” tutup Leli Yuliani.(heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x