Alami Kelainan Usus Ahsan Ramdani Dua Bulan Menanti Panggilan RSHS Bandung

- 23 Agustus 2023, 14:38 WIB
Muhammad Ahsan Ramdani warga Kampung Cikaso, Desa/Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur  penderita kelainan usus atau Hirschprung Disease  sudah 2 bulan lebih menunggu panggilan tindakan dari RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Muhammad Ahsan Ramdani warga Kampung Cikaso, Desa/Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur penderita kelainan usus atau Hirschprung Disease sudah 2 bulan lebih menunggu panggilan tindakan dari RSUP Hasan Sadikin Bandung. /Portal Bandung Timur/Wawan Kusmiran/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Muhammad Ahsan Ramdani (10)  warga Kampung Cikaso, RT 05 RW 06, Desa Bojongpicung, Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur harus menahan rasa sakit akibat penyakit, masih harus menahan rasa sakit akibat penyakit Hirschprung Disease yang dideritanya sejak kecil.  Sejak ditangani Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin 6 Juni 2023 hingga kini belum ada kejelasan tindaklanjut penanganan.

“Anak saya sejak kecil sudah bolak balik ke Rumah Sakit Sayang (Cianjur), bahkan sudah duakali dioperasi tapi tidak mengalami kemajuan akhirnya dirujuk ke RSUP Hasan Sadikin Bandung. Tapi sejak dilakukan pemeriksaan hingga didiagnosa mengalami penyakit  Hirschprung Disease  atau kelainan usus besar pada 6 Juni 2023  kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium 13 Juni 2023, seterusnya tidak ada lagi tindaklanjut,” terang Yayat Hidayat (58) orang tua dari   Muhammad Ahsan Ramdani saat meminta bantuan ke Portal Bandung Timur, Rabu 23 Agustus 2023.

Dikatakan Yayat Hidayat pihak rumah sakit RSUP Hasan Sadikin mengatakan bahwa putranya akan kembali ditangani setelah 2 bulan kemudian. “Pihak rumah sakit berjanji akan menghubungi, tapi hingga kini belum juga menghubungi bahkan saat dihubungi mengatakan agar menunggu nanti akan dibuhungi,” ujar Yayat Hidayat.

Baca Juga: Teh Metty Ajak Masyarakat Berkolaborasi Membangun Sektor Pariwisata Cianjur

Terhadap kondisi putranya Muhammad Ahsan Ramdani pihak keluarga berharap ada kepastian dari pihak RSUP Hasan Sadikin. “Selama 2 bulan menunggu tindakan, kami sangat prihatin melihat kondisinya yang selalu kesakitan usai makan atau minum, karenanya kami berharap ada kepastian kapan putra kami akan ditangani RSUP Hasan Sadikin,” ujar Yayat Hidayat.

Sementara berdasarkan penelusuran Portal Bandung Timur, penyakit Hirschsprung atau Megakolon Kongenital adalah suatu kelainan bawaan berupa tidak adanya ganglion pada usus besar, mulai dari sfingter ani interna kearah proksimal, termasuk rektum, dengan gejala klinis berupa gangguan pasase usus. “ Penyakit Hirschsprung merupakan penyakit yang terjadi pada usus, dan paling sering pada usus besar atau colon, normalnya otot pada usus secara ritmis akan menekan feses hingga ke rectum,” ujar  Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A, dokter di  RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, dalam ulasannya di situs resmi Yankes Kemenkes.

Diterangkan Novita Agustina, pada penyakit Hirschsprung, saraf atau sel ganglion yang berfungsi untuk mengontrol otot pada organ usus tidak ditemukan. Hal ini mengakibatkan feses tidak dapat terdorong, seperti fungsi fisiologis seharusnya penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus yang paling sering dialami oleh neonatus.

Baca Juga: Begini Kronologis Laka Lantas di Cianjur yang Melibatkan 9 Kendaraan

“Demikian pula, kebanyakan kasus Hirschsprung terdiagnosis pada bayi. Walaupun beberapa kasus baru dapat terdiagnosis hingga usia remaja atau dewasa muda,” kata Novita Agustina.

Disampaikan Novita Agustina, beberapa kondisi abnormal pada proses penurunan neural tube menuju distal rektum diantaranya terjadi perubahan matrix protein ekstraseluler. Juga interaksi intra sel yang abnormal  atau tidak adanya molekul adhesi sel neural dan tidak adanya faktor neurotropik menyebabkan terjadinya kondisi aganglionik kolon.

Penyakit Hirschprung dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, Penyakit Hirschprung segmen pendek atau short-segment HSCR (80%) segmen aganglionosis dari anus sampai sigmoid. Merupakan 80% dari kasus penyakit hirschprung dan sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Kemudian,  Penyakit Hirschprung segmen panjang atau long-segment HSCR (15%) daerah aganglionosis dapat melebihi sigmoid bahkan dapat mengenai seluruh kolon dan sampai usus halus. Ditemukan sama banyak pada anak laki-laki dan perempuan, juga Total colonic aganglionosis (5%) bila segmen mengenai seluruh kolon.

“Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Harold Hirschsprung pada tahun 1886, namun patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Pada tahun 1940, Robertson dan Kernohan mempublikasikan penyebab penyakit hirschsprung adalah tidak dijumpai pleksus auerbach dan pleksus meissneri pada rektum,” ujar Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A, dokter di  RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah