Tentang Vaksin, Masyarakat Jangan Termakan Hoaks

- 1 Januari 2021, 16:00 WIB
Dr Dirga Sakti Rambe, vaksinolog/dokter penyakit dalam memberikan penjelasan dalam dialog produktif bertema
Dr Dirga Sakti Rambe, vaksinolog/dokter penyakit dalam memberikan penjelasan dalam dialog produktif bertema /Foto Dok KPCPEN  /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kedatangan kembali 1.8 juta vaksin ke Indonesia memberikan harapan bagi penanganan COVID-19 di Indonesia. Sementera Pemerintah menunggu hasil uji klinik fase III dan evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), sebagai dasar untuk mengeluarkan izin penggunaan vaksin COVID-19.

Di sisi lain, perkembangan informasi yang simpang siur di masyarakat terkait vaksin seringkali menyesatkan. Informasi yang kurang tepat dan tidak sesuai konteks ini mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat terhadap vaksin, perlu untuk diluruskan informasi kepada masyarakat agar menjawab keragu-raguan.

Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), menggelar acara Dialog Produktif bertema ’Ungkap Fakta Vaksin, Jangan Tertipu Hoaks’, terkait mutasi virus COVID-19 di Inggris. Salah seorang pembicara, dr. Dirga Sakti Rambe, Vaksinolog sekaligus Spesialis Penyakit menerangkan perihal mutasi virus yang kini kasusnya ditemukan di Singapura.

Baca Juga: Museum Wayang Sudah Waktunya Dimiliki Jawa Barat

“Virus itu pasti bermutasi. Supaya tidak bermutasi terus menerus, kita harus meminimalisir atau menghentikan penyebaran penyakit. Alhamdulillah, sampai saat ini mutasi-mutasi yang ada itu tidak berdampak pada efektivitas vaksin. Tapi kita tidak tahu, satu tahun lagi bagaimana dampak dari mutasi ini,” jelas Dirga Sakti Rambe.

Oleh karena menurut Dirga Sakti Rambe, ditekankan perlunya secara konsisten menerapkan protokol pencegahan 3M, Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak. Supaya penyebaran COVID-19 ini bisa kita cegah.

Disampaikan Dirga Sakti Rambe, bahwa vaksin COVID-19 tergolong dalam jenis vaksin mati. “Vaksin mati artinya vaksin yang diberikan kepada tubuh kita tidak ada risiko, atau risikonya nol untuk menyebabkan penyakit. Jadi tidak mungkin ada orang setelah divaksinasi COVID-19 menjadi sakit COVID-19. Itulah keunggulan dari vaksin mati”, ujar Dirga Sakti Rambe.

Baca Juga: Jadwal Sholat Bandung dan Sekitarnya Bulan Januari 2021 Lengkap

Disampaikan Dirga Sakti Rambe, masyarakat untuk tenang tidak khawatir akan adanya fenomena ADE (Antibody-dependant enhancement) pada vaksin COVID-19. “Tapi ternyata ADE dalam berbagai penelitian dan uji klinik vaksin COVID-19 ini tidak terbukti. Sampai sekarang pada semua merek vaksin COVID-19, risiko ini tidak terjadi,” tegas Dirga Sakti Rambe.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Covid-19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x