PORTAL BANDUNG TIMUR - Peringatan Hari Wayang Dunia Ke-VI dan Hari Wayang Nasional Tahun 2020 lalu masih menyisakan banyak catatan bagi pemerintah Jawa Barat maupun para pelaku seni padalangan maupun masyarakat pengapresiasi.
Selain semakin langkanya regenerasi akibat minimnya kesempatan pertunjukan juga sangat terbatasnya penyediaan ruang publik.
“Bukan hanya pada masa pandemi seperti sekarang ini, pada waktu sebelum ada pandemi Covid-19 juga kesenian tradisional padalangan sangat minim diberi kesempatan untuk tampil. Kalau boleh mengiri pada kesenian kekinian ataupun kesenian lainnya, wajar saja hal tersebut dirasakan oleh para dalang maupun seniman pendukungnya seperti nayaga, sinden, pengrajin wayang dan lainnya. Karena kondisi di Jawa Barat saat sekarang ini seperti itu, kesenian tradisional seperti anak ayam kehilangan induknya,” ujar Ki Dalang Tantan Sugandi, Jumat 1 Januari 2021 kepada Portal Bandung Timur.
Baca Juga: Tentang Vaksin, Masyarakat Jangan Termakan Hoaks
Saat digelar Festival Dalang Nusantara di ISI Surakarta yang berlangsung pada 6 hingga 16 November 2020 lalu dalam rangka Hari Wayang Dunia, kembali muncul pertanyaan.
“Kenapa Jawa Barat yang masih begitu banyak regenerasi dalang dan pakem dalang kenamaan, serta banyak seni pedalangan seperti tidak ada minat untuk membuat Museum Wayang,” ujar Ki Dalang Tantan Sugandi mengutip pertanyaan dari salah seorang pembicara.
Terhadap pertanyaan tersebut menurut Ki Dalang Tantan Sugandi, untuk memberikan jawaban atau sekedar argumen, gampang-gampang susah.
Baca Juga: Menyambut Tahun Baru Battle Mech Iron Saga Merilis Awaken Vassago dan Berbagai Konten
“Jangankan sekelas saya, sekelas maestro almarhum Abah Asep Sunandar Sunarya saja mendapat banyak kendala untuk mewujudkan Museum Wayang Jawa Barat,” ujar Ki Dalan Tantan Sugandi.