Teliti Sesar Aktif Cileunyi Tanjungsari, Tim Peneliti ITB Lakukan Kajian Seismologi di Area Gempa Sumedang

- 4 Januari 2024, 17:30 WIB
Peneliti ITB Memasang Alat Seismograf di Sesar Cileunyi - Tanjungsari
Peneliti ITB Memasang Alat Seismograf di Sesar Cileunyi - Tanjungsari /Humas ITB/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Keberadaan Sesar Aktif Cileunyi Tanjungsari disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya rangkaian gempa di Kabupaten Sumedang. Namun untuk memastikan karakteristik dari fenomena gempa Sumedang, dinilai masih dibutuhkan kajian lanjutan. Salah satu kajian yang dilakukan adalah dengan kajian seismologi.

Tim Seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB), dikabarkan telah memasang 22 seismograf di sekitar area terjadinya gempa Sumedang. Pemasangan tersebut bertujuan untuk lebih memahami dan meneliti fenomena gempa yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat, belakangan ini.

“Tim Seismologi ITB membawa 22 unit seismograf dengan tujuan untuk merekam gempa susulan di Sumedang. Selain itu, tim juga akan melakukan kajian ambient seismic noise tomography untuk mencitrakan profil struktur seismik bawah permukaan yang menjadi sumber kejadian gempa Sumedang,” ujar Prof. Andri dalam keterangan resminya, Kamis 4, Januari 2024

Tim pun akan meneliti 22 sebaran titik pengamatan seismograf dengan lebih detail. Sebaran titik pengamatan seismograf melingkupi area kejadian gempa di Kabupaten Sumedang. Perekaman gempa susulan pun akan dilakukan selama 30 hari. Selanjutnya data rekaman gempa susulan akan dianalisis untuk memahami fenomena kejadian gempa Sumedang.

Terkait pemicu gempa, berdasarkan keterangan dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) pada tahun 2017, terdapat kemenerusan garis Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun sebaran 9 episentrum gempa berada di antara Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Hal ini mengindikasikan bahwa dibutuhkan kajian seismologi secara lebih lanjut, dengan merekam gempa susulan melalui jaringan pengamatan seismograf yang lebih rapat.

Selain melakukan pemasangan seismograf, Tim Seismologi ITB juga melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan perangkat desa yang menjadi lokasi penempatan peralatan seismograf. Hal yang serupa juga pernah dilakukan Tim Seismologi ITB pada saat gempa Lombok tahun 2018, gempa Ambon tahun 2019, dan gempa Cianjur pada 21 November 2022.

Tim Seismologi ITB tersebut berasal dari Kelompok Keahlian Geofisika Global Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB dan Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Sains dan Teknologi Kegempaan ITB. Sebagai informasi, tim ini diketuai oleh Prof. Dr.Sc. Ir. Andri Dian Nugraha, S.Si., M.Si., dengan anggota Dr. Ir. Zulfakriza, S.Si., M.T., dua mahasiswa S3 dan dua mahasiswa S1 Program Studi Teknik Geofisika ITB.***

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x