Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Khasanah kain Indonesia sudah dikenal sebagai kekayaan budaya Mancanegara. Tidak hanya kain Batik, tapi Indonesia juga memiliki berlimpah kekayaan kain tradisional berupa kain Tenun.
“Kain tenun merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki keindahan dan berseni tinggi. Sebagian besar masyarakat pada saat ini masih memiliki pemikiran bahwa kain tenun identik dengan pakaian kuno dan ketinggalan zaman. Padahal kain Tenun sudah mendunia untuk keindahannya,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dr. H. Dedi Taufik Kurohman,M.Si. dalam sambutan tertulisnya pada rangkaia kegiatan, “Festival Tenun Nusantara 2020”.
“Festival Tenun Nusantara 2020”, dilaksanakan tahun ini adalah salah satu program Museum Sri Baduga sebagai upaya melestarikan kain Tenun warisan budaya Indonesia. “Festival Tenun Nusantara 2020”, dilaksanakan dalam mendukung upaya pemerintah menetapkan peringatan Hari Tenun Nasional yang sudah diwacanakan pada tanggal 7 September setiap tahunnya.
Baca Juga: Recana Belajar Tatap Muka di Cianjur Sepenuhnya Diserahkan Ke Pemkab
“Menyesuaikan dengan kondisi saat ini, pihak Museum Sri Baduga melaksanakan kegiatan Festival Tenun Nusantara dengan konsep daring atau virtual, melalui rangkaian kegiatan pameran secara virtual, seminar secara virtual atau webinar dan lomba,” papar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, H. Dedi Taufik, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Drs. Erick Henriana, M.Si.,dilaksanakan melalui beberapa rangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan tersebut;
1. “Virtual Exhibition Tenun Nusantara; Koleksi Musuem Sri Baduga”, berupa pameran kain tenun dengan memamerkan koleksi tenun Museum Sri Baduga yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, berupa visual poto dan deskripsi singkat melalui media sosial dan situs/web Museum khusus tentang Festival Tenun dengan didukung oleh konten-konten yang menarik, seperti video pembuatan kain tenun, dan pemanfaatan kain tenun pada masyarakat.
2. Webinar “Tenun; Wastra Adati Nusantara dan Peluangnya dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif”, kegiatan seminar secara virtual atau daring menghadirkan tiga pembicara pakar tenun, pengrajin tenun, pegiat tenun. Seminar dilaksanakan secara virtual menggunakan aplikasi meeting. Peserta sebanyak 300 orang dari berbagai kalangan. Informasi dan promosi seminar akan disebarluaskan melalui media sosial.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris, Leicester City Menggagalkan Kemenangan Manchester United
3. Lomba Desain Logo Museum Sri Baduga, merupakan kompetisi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum khususnya generasi muda yang memiliki bakat dan keahlian dalam hal melakukan desain visual. Logo hasil dari kompetisi selanjutnya akan disahkan melalui regulasi daerah menjadi logo Museum Sri Baduga. Target peserta kompetisi sebanyak-banyaknya yang nantinya akan dipilih 3 juara dari hasil penilaian pakar dan ahli di bidang terkait serta masing-masing pemenang akan mendapatkan uang pembinaan. (heriyanto)***
