Kampanye  #SaveBatikIndonesia, Selamatkan Batik Indonesia dari Kepunahan Akibat Covid-19  

- 9 April 2021, 08:00 WIB
Pengrajin batik tengah mengerjakan batik cap di Galeri Batik Komar Jalan Cigadung Kota Bandung, sebanyak  37 ribu pengrajin dari 152 ribu orang sudah beralihprofesi akibat pandemi Covid-19.
Pengrajin batik tengah mengerjakan batik cap di Galeri Batik Komar Jalan Cigadung Kota Bandung, sebanyak 37 ribu pengrajin dari 152 ribu orang sudah beralihprofesi akibat pandemi Covid-19. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti

"Kalau perajin dan pengusaha batik bersekala kecil sudah lama gulung tikar, puncaknya pada bulan Agustus 2020. Saya pun terpaksa mengurangi karyawan dari 300 orang  menjadi 50 prang," ungkap pengusaha Batik Komar ini.

Akibat menurunnya produksi dan pemasaran batik menurut Komarudin Kudiya banyak perajin batik kini yang beralih profesi seperti kembali menjadi nelayan, burih tani, buruh tani, buruh bangunan, buruh pabrik kue, pedagang asongan, pekerja serabutan dan sebagainya.

"Yang saya takutkan, mereka yang memiliki keahlian dengan motorik halus yang sudah terampil, dengan beralih profesi akan sulit mengembalikan keahlian mereka pada kondisi semula. Bahkan bisa jadi tradisi membatik di suatu wilayah tertentu akan bemsr-benar hilang. Maka telah sepatutnya kita bersama-sama mensukseskan kampanye #SaveBatikIndonesia,"  tegas Komarudin Kudiya.

Dikatakan Komarudin Kudiya, pihaknya berharap kampanye #SaveBatikIndonesia bisa menggerakan hati masyarakat dan menumbuhkan kecintaan masyarakat pada kriya batik Indonesia. Sehingga ada keinginan untuk membeli produk produk batik Indonesia.

Baca Juga: PAUD Secara Holistik Integratif Harus Lebih Kuat dan Masif

"Dengan banyak dibelinya produk-produk batik dimanapun, maka perajin batik bisa kembali memberikan pekerjaan pada karyawannya sehingga bisa menyelamatkan batik dari kepunahan," katanya.

Sedangkan kegiatan dalam kampanye #SaveBatikIndonesia dengam cara menyebarkan konten-konten kampanye (poster dan video) untuk dibagikan ke media sosial dengan terstruktur dan terjadwal melalui perwakilan - perwakilan APPBI diberbagai daerah di Indonesia.

"Kami pun melibatkan sejumlah influencer untuk menggeloarakan kampanye #SaveBatikIndonesia melalui platform masing-masing (facebook, instagram, WhatsApp, twitter dan sebagainya) sebagai gerakan penyelamatan budaya Indonesia di masa pandemik seperti sekarang," pungkas Komarudin Kudiya. (hp.siswanti)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah