Alu Lumpang Penumbuk Udang Rebon Pangeran Cakrabuana Masih Ada di Keraton Kanoman

- 16 Juni 2024, 10:31 WIB
Alu Lumpang alat untuk menumbuk udang rebon yang biasa digunakan oleh Pangeran Cakrabuana masih tersimpan di Museum Karaton Kanoman Cirebon.
Alu Lumpang alat untuk menumbuk udang rebon yang biasa digunakan oleh Pangeran Cakrabuana masih tersimpan di Museum Karaton Kanoman Cirebon. /Portal Bandung Timur/Any Nova Salsabila/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sebelum memasuki kompleks Keraton Kanoman Cirebon, tepat di halaman depan terdapat artefak sejarah peninggalan Pangeran Cakrabuana. Selain mendirikan Kerajaan Cirebon dan menjadi raja pertama Cirebon, Pangeran Cakrabuana juga merupakan seorang penumbuk rebon.

Pangeran Cakrabuana dan adiknya, Ratu Rarasantang, menggunakan alat penumbuk alu dan lumpang untuk menghaluskan rebon atau mencetak terasi sebagai kebutuhan sehari-hari. Alat-alat tersebut dikenal dengan alu lumpang dan alu watu yang keberadaannya masih terpelihara baik di Keraton Kanoman Cirebon.

“Konon, alu lumpang dan alu watu adalah alat tumbuk pertama di Cirebon,” terang Habibah kepada penulis beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Museum Pos Indonesia Bersiap Memulai Babak Baru dalam Rencana Revitalisasi Mendatang  

Alu lumpang dan alu watu berbentuk batu yang di dalamnya ada lubang untuk menumbuk serta batu yang berbentuk lonjong seperti alat penumbuk. Di sekitar alu lumpang dan alu watu ini dikelilingi oleh pagar besi yang pintunya terkunci.

Alat penumbuk buatan Pangeran Cakrabuana ini merupakan alat yang sangat penting dalam proses mencetak terasi di Keraton Kanoman. Alu lumpang digunakan untuk menghancurkan rebon menjadi potongan-potongan kecil, dan alu watu digunakan untuk mengeringkan rebon dan menghasilkan minyak.

Pangeran Cakrabuana memanfaatkan hasil laut seperti udang rebon yang melimpah di wilayah Cirebon untuk diolah menjadi terasi. Pengembangan tersebut membuat terasi khas Cirebon begitu terkenal hingga menjadi salah satu produk andalan Kerajaan Cirebon yang dijadikan upeti dan diperdagangkan dengan kerajaan lain, termasuk Kerajaan Padjajaran.

Baca Juga: Museum Bale Panyawangan Diorama Nusantara Menghidupkan Warisan Nusantara dengan Teknologi Modern

Ketergantungan Kerajaan Cirebon pada terasi sebagai upeti, membuat Kerajaan Padjajaran ketagihan dan kerepotan saat pengiriman upeti harus dihentikan. Hal ini membantu Cirebon untuk memerdekakan diri dari Kerajaan Padjajaran.

Selain mencetak terasi, Alu lumpang dan alu watu ini menghasilkan sejumlah produk lain seperti garam dan minyak. Produk-produk tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti sebagai bumbu masakan dan obat-obatan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah