Masjid Agung Majalaya, Karya Monumental Insinyur Suhaimin Mengadopsi Masjid Demak, Cirebon dan Banten

- 19 Juni 2023, 12:40 WIB
Masid Agung Majalaya Kabupaten Bandung perpaduan Masjid Demak, Masjid Banten dan Masjid Cirebon karya Insinyur  Suhaimin.
Masid Agung Majalaya Kabupaten Bandung perpaduan Masjid Demak, Masjid Banten dan Masjid Cirebon karya Insinyur Suhaimin. /Portal Bandung Timur/Bagus Prakoso /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kubahnya yang menjulang tinggi dengan keelokan yang tiada tara mrnghiasi langit-langit masjid. Kubah ini dikelilingi oleh empat menara kokoh yang berdiri megah, seakan-akan menceriatakan kisah perjalanan panjang masjid ini.

Garis-garis lengkung yang indah serta hiasan-hiasan detail yang halus memperkaya kencantikan arsitektur yang dipamerkan masjid yang berlokasi di pusat Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Masjid Agung Majalaya memancarkan keanggunan dengan disain klasik yang menawan.

Dalam perencanaan dan pembangunannya Masjid Agung Majalaya tidak hanya memperhatikan fungsi utama dalam tempat ibadah namun lebih dari itu menyimpan nilai estetika yang kuat. “Tahun 1940, Insiyur Suhaimin didatangkan, mendesain dan mengarsitektur Masjid Agung Majalaya yang mengadopis bangunan Masjid  Demak, Masjid Cirebon dan Masjid Banten, sungguh luar biasa,” cerita  Zainal Arifin (55).

Baca Juga: Kemegahan Klenteng Hok Lay Kiong di Usia ke 3 Abad

Dibangun di tanah wakaf, Masjid Agung Majalaya memiliki arsitektur yang cukup unik. Keunikan ini dapat dilihat dari atap yang tersusun indah, serta jendela-jendela yang tersusun rapih memberikan nuansa yang klasik nan menawan

Selama proses pembagunan terdapat hal unik lainnya yang tidak hanya dilihat dari arsitekturnya. Melainkan bahan bahan yang digunakan seperti kayu yang langsung diukir oleh orang Jepara.

Tepat di dalam masjid ini terdapat empat tiang kayu. Kayu-kayu itu memiliki ukuran yang sama, dengan tinggi 19 meter. Kayu tersebut didatangkan langsung dari Jepara.

Di bawah kayu tersebut, terdapat batu putih yang didatangkan langsung dari Demak. Ornamen yang terdapat di batu tersebut kental dengan khas Masjid Demak.

“Ada lima tumpang atau lima susun yang gambaran menurut saya itu ialah gambaran sholat lima waktu mungkin ada terjemahan lain mengenai lima tumpang ini tapi presepsi saya itu sholat lima waktu” terang Zainal Arifin.

Baca Juga: Di Balik Dinding Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Ada Banyak Cerita Tentang Inggit dan Sang Proklamator

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x