Masjid Agung Majalaya, Karya Monumental Insinyur Suhaimin Mengadopsi Masjid Demak, Cirebon dan Banten

- 19 Juni 2023, 12:40 WIB
Masid Agung Majalaya Kabupaten Bandung perpaduan Masjid Demak, Masjid Banten dan Masjid Cirebon karya Insinyur  Suhaimin.
Masid Agung Majalaya Kabupaten Bandung perpaduan Masjid Demak, Masjid Banten dan Masjid Cirebon karya Insinyur Suhaimin. /Portal Bandung Timur/Bagus Prakoso /

Atap tumpang merupakan salah satu elemen arsitektur yang sangat khas dan menarik dari Masjid Agung Majalaya. Fungsi dari atap tumpang ini ialah memberikan perlindungan dan pencahayaan alami di dalam masjid.

Dengan struktur bertingkat ini, sinar matahari dapat masuk melalui jendela-jendela. Pada bagian dinding masjid terdapat berbagai jenis keramik yang menghiasi masjid.

Selain keramik-keramik terdapat juga berbagai macam kaligafi yang membentang di dinding masjid. Selain itu pun terdapat ornamen geometri hijau yang memenuhi dinding tersebut.

Di bagian mihrab terdapat sebuah keindahan dimana dinding dan Mimbar di hiasi oleh keramik yang saling berpadu antara putih dan hijau yang melambangkan kedamaian dan keindahan, seperti mana agama Islam yang mengajarkan keindahan serta  perdamaian.

Baca Juga: Kampung Adat Mahmud, Cikal Bakal Kampung Islam Priangan Warisan Syekh Abdul Manaf

Terjadi perubahan bangunan, tempat wudhu dan jendela-jendela pada masa Pak Haji Abdul Sawalik Abdul Gofur. “Sebelum di renovasi terdapat kolam yang digunakan sebagai tempat para jamaah berwudhu kemudian kolam tersebut di ganti menjadi koridor tempat berkumpul,” ujar Zainal Arifin.

Kemudian tempat wudhu yang sekarang dibangun di dekat koridor dan tempat wudhu tersebut telah dipisah antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, pada bangunan sebelumnya jendela hanya terdapat pada bagian atas bangunan saja tetapi seiring berjalannya waktu jendela-jendela mulai bertambah dibagian dinding bawah.

Jendela-jendela yang berada di Masjid Agung Majalaya di hiasi dengan hiasan-hiasan ornamen yang indah. Fungsi dari jendela-jendela Masjid Agung Majalaya tidak hanya sebatas pada pencahayaan alami, tetapi untuk menjaga suhu yang nyaman dan mengindari kelembapan berlebih.

Pada bagian gerbang sisi timur terdapat sedikit selasar yang dulunya tempat itu terdapat patung harimau yang berdiri kokoh. Meskipun patung harimau telah dihilangkan, selasar Masjid Agung Majalaya tetap mempertahankan keindahannya. Selasar tersebut merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai area transit dan tempat bersantai bagi jamaah dan pengujung masjid.

“Nah ada yang unik lainnya, didatangkan Khokol, yang dinamai gemper sekaten pada tahun 1941 yang diukir oleh orang jepara. Khokol ini digunakan sebagai alat mencari dana untuk pembagunan. pada waktu satu kentongan satu bengol bayarannya. Sistem proses pencarian dana tidak hanya melalui Khokol semata tetapi orang-orang jaman dahulu berkeliling menggunakan sepeda ontel untuk pembangunan ini,” terang Zainal Arifin.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah