Biaya Konstruksi Kereta Cepat Membengkak, Dewan Minta Ada Audit

- 26 September 2021, 18:26 WIB
Pekerja di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu. Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dikhawatirkan meleset dari tarhet 2023 karena terjadi pembengkakan biaya.
Pekerja di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu. Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dikhawatirkan meleset dari tarhet 2023 karena terjadi pembengkakan biaya. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) dilaporkan mengalami pembengkakan biaya konstruksi atau cost overrun sebesar Rp 4,1 triliun. Laporan yang kemudian beredar tersebut tentu saja mengagetkan anggota DPR RI.

Salahseorang yang kaget dan heran tersebut adalah anggota Komisi VI Herman Khaeron.

Informasi yang beredar, munculnya laporan bahwa proyek tersebut mengalami pembengkakan, adalah setelah PT Kereta Api mengajukan usulan penyertaan modal negara (PMN).

Setelah ditelusuri, salahsatu alasan munculnya usulan tersebut karena terjadi pembengkakak biaya konstruksi yang cukup besar.

Jika tidak ada PMN, proyek akan mangkrak. Bisa jadi target beroperasi tahun 2023 tidak akan tercapai.

Baca Juga: Ikatan Cinta Minggu Malam, Andin Terkejut dan Al Masih Curigai Rendy

Menurut Khoiron, proyek itu jangan sampai terhenti atau perlu tetap dilanjutkan, meski target pembangunannya harus mundur.

Namun mengenai penyertaan modal, Komisi VI DPR RI belum memutuskannya, sebelum syarat utama keluar. Adapun syarat yang ia maksud adalah adanya hasil pemeriksaan BPK dan BPKP.

Karena itu, Herman memintar agar proyek tersebut segera diaudit oleh BPK RI dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sehingga usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan diberikan memiliki landasan hukum yang kuat.

Baca Juga: Tukul Pendarahan Otak Bukan Pasca Vaksin

Halaman:

Editor: Agus Safari

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x