Kohe Naik Pamor, Pada Masa Pandemi

- 20 Januari 2021, 10:00 WIB
PARA pekerja pengolah kohe (kotoran hewan sapi) di Desa Srirahayu Kec. Cikancung Kab. Bandung menggiling kohe untuk memenuhi kebutuhan para petani dan juga pembeli eceran yang melintas di jalur Cijapati.
PARA pekerja pengolah kohe (kotoran hewan sapi) di Desa Srirahayu Kec. Cikancung Kab. Bandung menggiling kohe untuk memenuhi kebutuhan para petani dan juga pembeli eceran yang melintas di jalur Cijapati. /heriyanto

“Serbuk pasir kohe inilah yang dibeli oleh petani sayuran atau tembakau dari Garut, Lembang, Sumedang, Cianjur dan lainnya. Untuk satu truk kohe dihargai Rp 200 hingga Rp 250 ribu sesuai kondisi kohe,” ujar Haji Saef.

Menurut Nurjaman, salah seorang alumni pertanian Unpad yang kini menjadi pengusaha pupuk kohe, untuk mendapatkan kohe saat ini cukup sulit. “Peternakan sapi di Jawa Barat ini sangat banyak, tapi untuk mendapat kohe dengan kualitas bagus sekarang ini sangat sulit dan harus bersaing dengan pelaku usaha pupuk yang bermodal,” ujar Nurjaman.

Untuk menjadi pupuk yang baik menurut Nurjaman, kohe yang sudah dibeli harus diolah kembali agar kadar air dan zat tertentu yang ada didalamnya benar-benar yang dibutuhkan tanaman tertentu. Selain dikemas dalam bentuk kohe serbuk dan butiran seperti layaknya pupuk kimia, agar lebih berkualitas kohe juga dicampur kompos, sekam bakar atau bahan lain yang merupakan bahan tambahan pupuk organik.

Baca Juga: Dipastikan Layanan BI Tetap Berjalan di Kalsel dan Sulbar

Setelah diproses menjadi pupuk siap pakai, kohe dibungkus dalam kemasan plastik. “Biasanya kami menjual Rp 50 ribu untuk kemasan 10 kilogram, tapi untuk kohe tanpa campuran yang biasa digunakan petani tembakau dijual Rp 25 ribu,” terang Nurjaman.

Momentum Lebaran tahun ini juga dimanfaatkan pedagang kohe musiman di jalur Cijapati. Mereka menjual kohe dalam kemasan plastik 5kilogram bersama bahan atau media tanaman lainnya seperti kompos, sekam bakar maupun bubuk tanaman pakis.

Kini ruas jalan Cijapati setiap menjelang dan sesudah lebaran tidak hanya menjadi jalur alternative, tapi juga sebagai sentra pupuk kotoran hewan. Kotoran hewan sapi yang semula dicibir kini mendatangkan berkah dan diburu. (heriyanto)***

 

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x