PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah China mulai Minggu 8 Januari 2023 waktu setempat mencabut aturan karantina untuk warganya yang melakukan bepergian. Kebijakan pembatasan kegiatan sosial atau lock down selama hampir 3 tahun telah merusak ekonomi China dan memicu protes nasional.
Sejak Maret 2020, pemerintah China telah memberlakukan aturan semua pendatang dipaksa menjalani isolasi di fasilitas pemerintah terpusat. Isolasi yang harus dijalani awanya tiga minggu kemudian menjadi satu minggu pada musim panas lalu dan menjadi lima hari di bulan November lalu.
Dampak dari pencabutan aturan, dalam waktu singkat menjelang libur panjang Tahun Baru Imlek, situs web perjalanan menjadi sangat populer dan melonjak peminat. Namun sejumlah negara dibelahan dunia Eropa, Amerika maupun Asia telah menerapkan aturan bagi wisatawan yang dari dari China. Negara-negara seperti Jerman, Prancis, Belanda, Amerikan Serikan dan bahkan India serta Jepang dan Malaysia telah mewajibkan warga China yang datang berkunjung untuk melakukan test Covid-19 dalam menghindari resiko kembali berkembangnya wabah Covid-19.
Baca Juga: Mutilasi Tambun Bekasi, Pasca Dilaporkan Hilang Juli 2019 hingga Diketemukan 2022 Masih Diselidiki
Pemerintah Beijing sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News menyebut tidak menerima aturan pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh sejumlah negara.
Di kota semi-otonom China selatan Hong Kong, hari Minggu juga akan melihat pelonggaran besar-besaran dari pembatasan perjalanan lintas batas yang ketat dengan daratan China. Diperkirakan 50.000 penduduk Hong Kong akan dapat melintasi perbatasan setiap hari di tiga pos pemeriksaan darat setelah mendaftar secara online.
Sebanyak 10.000 lainnya akan diizinkan masuk melalui laut, udara atau jembatan tanpa perlu mendaftar terlebih dahulu. Lebih dari 280.000 total telah mendaftar untuk melakukan perjalanan dalam satu hari setelah aturan baru diumumkan,” terang Pimpinan Kota Hong Kong John Lee.
Otoritas imigrasi akan mulai mengeluarkan izin bagi warga daratan untuk melakukan perjalanan ke Hong Kong dan Makau yang di sesuai dengan situasi epidemi dan kapasitas layanan. “Maskapai penerbangan utama Hong Kong Cathay Pacific mengatakan akan menggandakan lebih dari dua kali lipat penerbangannya ke daratan China,” tutup John Lee. (heriyanto)***