PORTAL BANDUNG TIMUR - Sejumlah negara mulai memberlakukan aturan pembatasan terhadap kedatangan wisatawan dari China. Setelah negara Eropa mengharuskan pendatang dari China untuk melaksanakan karantina, giliran Amerika Serikat mengharuskan pendatang dari China untuk melakukan tes negatif Covid-19.
Melonjaknya kasus Covid-19 di China yang belum diketahui variannya mengakibatkan 5.000 kasus infeksi baru setiap harinya. Kemunduran kontrol anti virus mengakibatkan lonjakan kasus Covid-19 di China kembali terjadi.
Italia menjadi negara pertama di Eropa yang mewajibkan orang yang datang dari China untuk dites Covid setelah Beijing bergerak untuk membuka kembali perbatasannya.
Baca Juga: Wali Kota Bandung Yana Mulyana Perbolehkan Warga Rayakan Malam Pergantian Tahun, dengan Catatan
Keputusan Italia untuk memberlakukan pengujian untuk semua kedatangan China datang hampir tiga tahun setelah menjadi negara barat pertama yang dilanda pandemi, yang hingga saat ini telah merenggut lebih dari 180.000 nyawa di negara tersebut.
“Langkah ini penting untuk menjamin pengawasan dan identifikasi varian virus apa pun untuk melindungi populasi Italia,” kata Menteri Kesehatan Italia Orazio Schillaci, sebagaimana dikutip dari situs berita The Guardian.
Italia telah memantau tes swab di bandara Fiumicino Roma dan bandara Malpensa Milan, di mana pada Senin satu dari dua penumpang yang tiba dengan penerbangan dari China yang melakukan tes non-wajib ditemukan positif terkena virus corona.
Baca Juga: 701 Sekolah Rusak, Disdikpora Cianjur Masih Menunggu Kepastian Usulan Relokasi
Negara-negara lain telah mengambil langkah serupa dalam upaya mencegah penyebaran infeksi di luar perbatasan China. Jepang akan mewajibkan tes Covid-19 negatif pada saat kedatangan untuk pelancong dari China.
Malaysia mengumumkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan baru. India, Korea Selatan, dan Taiwan mewajibkan tes virus untuk pengunjung dari China.