100 Tahun Meninggalnya Vladimir Lenin Diperingati Pecintanya di Mausoleum Lenin

- 23 Januari 2024, 02:52 WIB
Tirai peti kaca jasad Vladimir Lenin yang telah di balsem di Mausoleum Lenin Minggu 21 Januari 2024 dibuka untuk memberi kesempatan pada komunitas komunis dan pecinta Vladimir Lenin saat peringatan 100 tahun wafatnya pendiri Uni Soviet.
Tirai peti kaca jasad Vladimir Lenin yang telah di balsem di Mausoleum Lenin Minggu 21 Januari 2024 dibuka untuk memberi kesempatan pada komunitas komunis dan pecinta Vladimir Lenin saat peringatan 100 tahun wafatnya pendiri Uni Soviet. /Tangkapanlayar shorts @user-if3eb/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Peringatan 100 tahun kematian Vladimir Lenin pendiri negara Uni Soviet tidak diselenggarakan secara khusus. Dalam kondisi cuaca dingin pecinta dan pengagum tokoh revolusioner Bolshevik berkumpul di Lapangan Merah di luar mausoleum Vladimir Lenin.

Peringatan seratus tahun meninggalnya Vladimir Lenin, tokoh revolusioner Bolshevik sebagian besar diabaikan oleh masyarakat awam Rusia Namun Vladimir Lenin  masih dihormati oleh mereka yang merindukan Uni Soviet.

“Saya datang ke sini untuk menghormati kenangan akan Vladimir Lenin pemimpin kami, pendiri negara Soviet. Ide-idenya membuka jalan bagi banyak kaum revolusioner, pejuang demi masa depan rakyat yang cerah, demi keadilan,” kata Yulia, 47 tahun, salah satu dari banyak pengagum Vladimir Lenin yang turut berkumpul di luar Mausoleum Lenin dalam suhu yang sangat dingin.

Para peserta terlihat membawa potret mendiang pemimpin tersebut dan mengibarkan bendera Partai Komunis Rusia, salah satu dari sedikit partai politik yang diizinkan untuk ambil bagian dalam pemilu. “Dia berperan tidak hanya bagi Rusia, tapi juga bagi seluruh dunia, setelah revolusi, seluruh kaum borjuis dunia takut bahwa para pekerjanya juga akan bangkit dan memulai revolusi,” kata Nikolai (73) tahun, kepada AFP sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News.

Sementar Valentina Alexandrovna, pengagum Vladimir Lenin lainnya mengatakan bahwa kini Soviet berada di ambang kehancuran. “Pada dasarnya mereka berubah menjadi koloni. Dan hanya doktrin Leninis yang dapat membekali kita untuk melawan fenomena ini,” kata Valentina Alexandrovna, seorang pensiunan berusia 78 tahun.

Ketika Vladimir Lenin meninggal tanggal 21 Januari 1924, pemerintah Soviet segera membalsem tubuhnya dan membangun sebuah mausoleum. Sebuah kuil batu berpelitur merah dan hitam di jantung Lapangan Merah.

Pada masa Soviet, banyak orang mengantri untuk memberikan penghormatan kepada pemimpin tersebut. Namun saat ini, jenazahnya yang dibalsem telah menjadi daya tarik wisata.

Presiden Vladimir Putin secara terbuka menghindari Vladimir Lenin karena perannya dalam membagi Kekaisaran Rusia menjadi negara-negara seperti Ukraina. Vladimir Putin tidak mengomentari peringatan seratus tahun tersebut.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x