Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Inna anzalnahu fi lailatil qadr, wa ma adraka ma lailatul qadr, lailatul qadri khairum min alfi syahr, tananzzalul mala’ikatu war ruhu fiha bi’izni rabbihim min kulli amr, salamun hiya hatta matla’il fajr.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”
“Demikian surah Al Qadr atau kemuliaan yang merupakan surah ke 97 terdiri dari 5 ayat termasuk surah Makkiyah atau diturunkan di Makkah, secara jelas Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmannya adanya malam lailatul qadar, malam dimana para malaikat ruh turun ke bumi atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” terang Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama dari Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Baca Juga: HARI Ini, Gempa Bumi Guncang Kabupaten Bandung, Sumedang dan Garut Jawa Barat
Kapankah malam Lailatul Qadar itu? Tentang waktu turunnya Al quran, Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firmannya di surah Al Baqarah menyebutkan pada bulan Ramadan ayat ke 185, yang artinya; “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara haq dan yang batil).
Dalam hadist riwayat Ibnu Majah disebutkan, Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari (meraih)nya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan.”
Dalam hadist riwayat Bikhari dan Muslim, Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam bersabda, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
Baca Juga: LAGI, Muncul Kekhawatiran Aktifis Akan Kondisi Karst Citatah Gunung Masigit
“Ada banyak pendapat para ulama tentang jatuhnya malam Lailatul Qadar. Seperti yang disampaikan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani yang menjelaskan setidaknya ada 45 pendapat terkait waktu terjadinya malam Lailatul Qadar. Hanya saja, dari sekian pendapat yang ada, Imam Ibnu Hajar berkesimpulan bahwa pendapat yang paling kuat adalah yang mengatakan terjadi pada tanggal-tanggal ganjil di bulan Ramadhan,” terang Ustad Didi Saefulloh.
Ustad Didi Saefulloh juga mengutif pandangan dari Imam Syafi’i, yang berpendapat bahwa tanggal 21 dan 23 Ramadhan lebih potensial terjadi malam Lailatul Qadar. Sedangkan mayoritas ulama termasuk Syekh Nidzamuddin an-Naisaburi berpendapat pada 27 Ramadhan.
