Dalam hadits tersebut terdapat istilah hasad atau iri hati. Kata iri hati dari asal kata hasad, berbeda halnya dengan iri hati dalam istilah ghibthoh. Kedua istilah hasad dan ghibthoh, meski pada saat diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti iri hati.
Penjelasan mengenai arti iri hati dalam dua pengertian berbeda akan lebih nampak terutama saat kedua istilah itu berada dalam proses pengamalannya.
Untuk hal pengamalan sikap ghibthoh ini, Ustad Aam Nurhakim, berpesan agar orang muslim berhati-hati pada saat akan melakukan amal kebaikan, agar ia terhindar dari perbuatan mengarah keapada prilaku riya. Tujuan awal baik ghibthoh sebaiknya selalu diikuti pembacaan kalimat istigfar dan bismilah saat melakukannya supaya umat muslim terlepas dari godaan setan. (Ari Prianto Teguh)***