Waspadai Libur Panjang  Pemicu Lonjakan Kasus Positif COVID-19

- 23 Desember 2020, 00:21 WIB
JURU bicara Satgas Covid 19, Prof Wiku Adisasmito memberikan keterangan pers di Jakarta,
JURU bicara Satgas Covid 19, Prof Wiku Adisasmito memberikan keterangan pers di Jakarta, /foto Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden/

PORTAL BANDUNG TIMUR -

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk menyikapi masa libur panjang. Momen libur panjang acap memicu peningkatan kasus aktif COVID-19 di Indonesia.

“Berkaca dari beberapa libur panjang, perlu berpikir dua kali sebelum melakukan perjalanan antar kota pada libur Natal dan Tahun Baru kali ini.  Pasalnya, mobilitas yang dilakukan masyarakat di tengah pandemi COVID-19 sangat berisiko dan  membahayakan pelaku perjalanan karena tidak ada yang tahu dari mana COVID-19 berasal,” ujar Wiku Adisasmito dalam siaran persnya sebagaimana dikutip Portal Bandung Timur dari laman covid19.go.id.

Dikatakan Wiku Adisasmito, lonjakan kasus positif bukanlah hal yang patut diremehkan mengingat lonjakan kasus ini membawa dampak lanjutan lainnya seperti berkurangnya jumlah tempat tidur di isolasi maupun ruang ICU.”Dimana di beberapa daerah kapasitasnya sudah di atas 70 persen terisi, bahkan lebih,” ujar Wiku Adisasmiti dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta.

Dampak lanjutan lainnya menurut Wiku Adisasmito,  bertambahnya tugas penanganan dari para petugas kesehatan. Juga bertambahnya potensi penularan, dan bertambahnya korban jiwa akibat COVID-19.

Saat ini menurut Wiku Adisasmito, pemerintah sedang menyusun kebijakan perjalanan selama periode liburan panjang termasuk syarat testing bagi pelaku perjalanan. Diantaranya  menggunakan tes swab antigen yang diakui sebagai alat screening COVID-19 oleh Badan Kesehatan Internasional (WHO).

“Satgas menyadari beberapa bagian dari peraturan ini terkesan sulit dijalankan. Tapi masyarakat harus menyadari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bertujuan melindungi masyarakat dan mencegah lonjakan kasus COVID-19,” ujar Wiku Adisasmito.

Setelah kurang lebih 10 bulan menghadapi pandemi, menurut Wiku Adisasmito, pemerintah dan masyarakat disebutnya telah bergotong-royong untuk mengaplikasikan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Sebagai perisai penting dalam meminimalisir penularan COVID-19.

Ditegaskan Wiku Adisasmito, perisai 3M tersebut nantinya akan diperkuat dengan kehadiran vaksin COVID-19. Meski saat ini vaksin COVID-19 sudah dalam tahap pengujian, dia mengakui bahwa tantangan lain yang akan datang adalah memastikan seluruh masyarakat memiliki akses terhadap vaksin tersebut.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x