Demam Berdarah Meningkat, 22 Minggu 45.387 Kasus

- 20 Juni 2022, 17:49 WIB
Petugas di kewilayahan Ujungberung melakukan penyemprotan (fooging) untuk mencegah penyebaran demam berdarah.
Petugas di kewilayahan Ujungberung melakukan penyemprotan (fooging) untuk mencegah penyebaran demam berdarah. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sampai minggu ke 22 tahun 2022 dilaporkan telah terjadi 45.387 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kementerian Kesehatan mendorong agar masyarakat aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

“Kasus dengue sudah dilaporkan di 449 kabupaten dan kota yang tersebar di 34 provinsi. Untuk kasus kematian tersebar di 162 kabupaten dan kota di 31 provinsi,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular  dr. Tiffany Tiara Pakasi, dalam keterangan persnya pada Temu Media Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN di Jakarta.

Dikatakan Tiffany Tiara Pakasi, penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan dan ancaman serius di sejumlah wilayah di Indonesia. Pasalnya penyakit ini tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, namun juga sektor sosial dan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Bobotoh Tewas, Komdis PSSI dan Polda Jabar Lakukan Investigasi

Peningkatan kasus DBD terus terjadi terutama saat musim hujan hingga penghujun musim penghujan. Kementerian Kesehatan mencatat di tahun 2022, jumlah kumulatif kasus Dengue di Indonesia sampai dengan Minggu ke-22 dilaporkan 45.387 kasus dengan jumlah kematian akibat DBD mencapai 432 kasus.

Temuan Insidence rate DBD  atau jumlah kasus DBD per 100.000 tertinggi, menurut Tiffany Tiara Pakasi, terjadi di 10 provinsi. Ke 10 provinsi tersebut adalah, Provinsi Bali, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat dan DI Yogyakarta.

“Provinsi dengan kasus  terbanyak melaporkan yaitu provinsi Lampung, Jawa Barat, dan DI.Yogyakarta. Dalam mengatasi penyebaran DBD, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD terutama di daerah-daerah endemik,” ujar Tiffany Tiara Pakasi.

Baca Juga: Disambut Antusias Penonton, Nasida Ria Kumandangkan Lagu Perdamaian Di Pagelaran Documenta Fifteen Jerman

Mengingat DBD cenderung meningkat saat musim hujan, menurut Tiffani Tiara Pakasi, Kementerian Kesehatan mendorong agar masyarakat aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). 

“Gerakan ini melibatkan peran aktif masyarakat khususnya anggota keluarga untuk melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di lingkungan rumah, tempat umum dan tempat institusi untuk mencapai Angka Bebas Jentik di atas 95  persen.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x