Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Pelayanan pemeriksaan dokumen keimigrasian bagi jemaah haji yang berangkat dari Embarkasi Jakarta pada pelaksanaan ibadah haji 1443 hijriah/2022 masehi dilakukan cepat. Penggunaan layanan Fast Track di Bandara Internasional Soekarno Hatta hanya membutuhkan waktu 1 menit
“Pelayanan Fast Track sepenuhnya menggantikan pelayanan keimigrasian konvensional yang selama ini menyebabkan antrian panjang dan melelahkan bagi jemaah. Ada 15 counter yang dioperasikan dengan memakan waktu kurang lebih satu menit per jemaah,” terang Kepala Seksi Pelayanan Dokumen Perjalanan Keimigrasian Arab Saudi Nuwwaf Alhariki.
Saat meninjau langsung Pelayanan Fast Track di terminal 2F Bandara Soekarno Hatta bersama dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag, Hilman Latief, pelayanan mendapat sambutan positif dari jemaah haji Indonesia.
Baca Juga: Still Life, Gengre Seni Lukis yang Mulai Diminati Anak Muda
Layanan Fast Track yang disediakan Pemerintah Arab Saudi di Bandara Soekarno-Hatta guna mempercepat proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor bagi jemaah haji yang berangkat dari Embarkasi Jakarta.
“Sejauh ini pelayanan tidak ada kendala berarti. Semua berjalan lancar, mudah dan dilayani oleh para tenaga pilihan yang memang memahami bahasa Indonesia,” ujar Nuwwaf Alhariki.
Dikatakan Nuwwaf Alhariki, pihaknya berharap pelayanan Fast Track menjadi salah satu bentuk perhatian Pemerintah Saudi Arabia terhadap jemaah haji Indonesia yang dikenal tertib dan menaati aturan pelayanan haji di Tanah Suci.
Baca Juga: Covid-19 Nasional, Masih Terjadi di 20 Provinsi
Sementara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag, Hilman Latief, memuji layanan Fast Track yang dinilainya sangat luar biasa. “Saya mendapat laporan bahwa per hari ini, sebanyak 61.070 jemaah telah tiba di Tanah Suci dengan mudah dan prosesnya cepat menuju pintu keluar bandara dengan sistem pelayanan (Fast Track) ini, kami sangat mengapresiasi Pemerintah Arab Saudi atas pelayanan ini,” kata Hilman Latief.
Pihaknya sangat berharap tahun berikutnya dapat dipersiapkan sistem pelayanan yang sama dan diterapkan juga di bandara lain. “Misalnya embarkasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang memang menjadi asal embarkasi jemaah haji terbanyak,” pungkas Hilman Latief. (heriyanto)***
