Jemaah Haji Asal Indonesia Rentan Terkena Penyakit Akibat Penerbangan Panjang

- 23 Juni 2022, 13:45 WIB
Jemaah haji asal Indonesia saat akan menaiki pesawat. Panjangnya perjalanan menuju tanah suci membuat jemaah haji rentan terkena berbagai penyakit akibat penerbangan.
Jemaah haji asal Indonesia saat akan menaiki pesawat. Panjangnya perjalanan menuju tanah suci membuat jemaah haji rentan terkena berbagai penyakit akibat penerbangan. /pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR  - Penerbangan panjang yang harus ditempuh jemaah haji asal Indonesia untuk sampai ke tanah suci menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit berat dapat di alami oleh jemaah haji dengan resiko tinggi (risti) saat tiba di tanah suci maupun saat akan melaksanakan ibadah.

Hal tersebut disampaikan Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Itah Sri Utami, Sp.KP seorang dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan. “Sejumlah penyakit yang sering diderita jemaah setelah melakukan perjalanan panjang penerbangan diantaranya adalah dehidrasi, gangguan pernapasan , sinusitis, , gangguan kardiovaskuler, deep vein thrombosis akut dan lain-lain,” ujar Itah Sri Utami.

Dikatakan Itah Sri Utami,  penerbangan dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jedah, begitu pun sebaliknya saat kepulangan nanti membutuhkan waktu 9 hingga 12 jam. Belum lagi ditambah dengan proses selama di bandara menjadikan perjalanan yang harus di tempuh jemaah haji asal Indonesia cukup panjang untuk sampai ke tanah suci.

Baca Juga: Hanya 153.555 orang Peserta Didik Tahap Pertama Lolos

“Panjangnya waktu perjalanan dan kondisi lingkungan udara yang berbeda dengan lingkungan daratan akan berpengaruh pada kondisi kesehatan jemaah haji. Hal ini menjadi faktor  risiko yang bisa dialami jemaah selama dalam perjalanan udara, dan setelah di daratan,” ujar Itah Sri Utamai sebagaimana di kutip dari situs resmi Kemenkes.  

Dicontohkan Itah Sri Utami, Deep Vein Thrombosis yang bisa menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian jemaah selama penerbangan. “Apalagi jemaah kita banyak yang memiliki komorbid seperti gangguan kardivaskuler dan diabetes melitus ” ujar Itah Sri Utami.

Menurut Itah Sri Utami, Deep Vein Thrombosis (DVT)  adalah kondisi terjadinya penggumpalan atau pembekuan darah di pembuluh darah vena. “Biasanya muncul di area betis dan paha,” tambah Itah Sri Utami.

Baca Juga: Piala Presiden 2022, RANS Nusantara FC Menang Besar, Gilas Persija Jakarta Skor 5-1

Dikatakan Itah Sri Utami, penggumpalan atau pembukuan darah tersebut tidak dapat dianggap sepele karena dapat saja menyebabkan kematian. Kematian terjadi akibat emboli pada pembuluh darah yang menggumpal.

Beberapa gejala yang harus diwaspadai, menurut Itah Sri Utami, adalah bengkak di area tungkai. Kemudian adanya nyeri atau kram, serta kesemutan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x