Kasus Covid-19 Indonesia Terus Nambah,  Tapi Masih Level 1 WHO

- 27 Juni 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi varian Omicron. Kasus Covid-19 Indonesia kembali naik  namun masih dalam katagori Level 1 WHO.
Ilustrasi varian Omicron. Kasus Covid-19 Indonesia kembali naik namun masih dalam katagori Level 1 WHO. /pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Laju penularan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peniningkatan mencapai 2.000 lebih kasus per hari. Indonesia mewaspadai puncak gelombang subvarian omicron BA.4 dan BA.5 yang diprediksi terjadi pekan kedua atau ketiga Juli 2022.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait kembali terjadi peningkatan kasus Covid-19. "Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini, tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60 ribuan kasus per hari," kata Budi Gunadi Sadikin, Minggu 26 Juni 2022 kepada wartawan disela menerima bantuan mesin refrigerator vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Disampaikan Budi Gunadi Sadikin, meski kembali terjadi peningkatan, hingga saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) masih menetapkan status Indonesia berada di level 1."Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, 2.000-an kasus," ujar Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Narkoba Senilai 642 Juta Dolar di Bakar Pemerintah Myanmar, Tuai Kritik

Dikatakan Budi Gunadi Sadikin, untuk kasus Covid-19 WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan per 100 ribu penduduk. Situasi di Indonesia standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.

Namun demikian menurut Budi Gunadi Sadikin pihaknya mengingatkan masyakat untuk mewaspadai akan terjadinya gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang puncaknya diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan.

"Afrika Selatan merupakan negara asal dari kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, saat ini, Afrika Selatan sedang mengalami pola peningkatan kasus tersebut. Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Kenaikan kasussubvarian Omicron di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir, menurut Budi Gunadi Sadikin, hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak Omicron BA.1. Hospitalisasi atau pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari puncak Omicron.

“Jika Indonesia meniru pola yang terjadi di Afrika Selatan, diperkirakan puncak kasus di Tanah Air mencapai 30 persen dari puncak Omicron. Atau setara 17 ribu hingga 18 ribu pasien dan setelah itu, kasus akan turun kembali,” pungkas Budi Gunadi Sadikin. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x