Narkoba Senilai 642 Juta Dolar di Bakar Pemerintah Myanmar, Tuai Kritik

- 27 Juni 2022, 03:31 WIB
Ilustrasi pembakaran. Pemerintah berwenang Myanmar mengklaim telah memusnahkan narkotika senilai 642 juta dolar Amerika
Ilustrasi pembakaran. Pemerintah berwenang Myanmar mengklaim telah memusnahkan narkotika senilai 642 juta dolar Amerika /pixabay/suhasrawool/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah berwenang Myanmar mengklaim telah memusnahkan narkotikan senilai setengah miliar dolar Amerika dalam rangka Hari Narkoba Sedunia, Minggu 26 Juni 2022 waktu setempat. Pembakaran narkoba yang disiarkan dan ditonton dinilai sebagai keberpura-puraan militer serius memberantas narkoba.

Hampir dua ton heroin dan lebih dari 630 juta pil shabu ‘yaba’ hangus dalam upacara di pusat komersial Myanmar di Yangon, pusat kota Mandalay dan negara bagian Shan di utara.  Narkotika senilai 642 juta dolar Amerika  dibakar sebagai bagian dari upaya pemberantasan Hari Narkoba Sedunia.

Sejumlah analis memperingatkan bahwa pembakaran narkoba dilakukan  ketika PBB memperingatkan bahwa produksi metamfetamin di Myanman mencapai rekor tertinggi. “Api unggun senilai 642 juta dolar adalah bagian dari permainan asap dan cermin yang sudah berjalan lama yang dimainkan oleh pemerintah junta yang tidak serius menangani masalah tersebut,” ujar analis independen David Mathieson.

Baca Juga: Ada Apa, Kadinkes Bandung Ahyani Ingatkan Warga Kota Bandung Akan Bulan Juli

Dikatakan David Mathieson, pembakaran yang disiarkan televisi mewakili delusi selama satu dekade  industri obat-obatan Myanmar bernilai miliaran dolar. “Militer berpura-pura serius tentang pemberantasan narkoba dan Barat berpura-pura mempercayai mereka,” kata David Mathieson, sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News.

Dikatakan David Mathieson, ada keterlibatan militer aktif dalam melindungi produksi narkoba skala besar. “Keterlibatan militer untuk memastikan stabilitas di zona konflik,” tambah Mathieson.

Negara bagian Shan di  Myanmar menurut PBB merupakan  sumber utama shabu di Asia Tenggara. Dari negara bagian Shan, obat-obatan tersebut semakin banyak dikirim ke Laos, lalu Thailand sebelum mencapai Malaysia, di mana mereka kemudian diperdagangkan ke negara-negara di seluruh Asia-Pasifik.

Bulan lalu, PBB mengatakan penegakan hukum di Asia Tenggara dan Asia Timur menjaring hampir 172 ton sabu pada tahun 2021 atau  sekitar tujuh kali lebih banyak dari satu dekade lalu. Lonjakan pasokan telah mengirim harga jalanan di Thailand dan Malaysia jatuh ke posisi terendah sepanjang masa. (heriyanto)**

Editor: Heriyanto Retno


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah