Setelah Gerhana Matahari Hibrid, Fenomena Alam Gerhana Bulan Penumbra Dapat Dinikmati Masyarakat Indonesia

29 April 2023, 17:14 WIB
Fenomena bulan purnama penuh pada awal Maret 2023 lalu. BMKG menginformasikan pada 5 hingga 6 Mei 2023 akan terjadi fenomena alam Gerhana Bulan Penumbra yang dapat di lihat di Indonesia. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Fenomena alam Gerhana Bulan Penumbra diinformasikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi pada 5 hingga 6 Mei 2023 mendatang. Fase Gerhana Bulan Penumbra dapat disaksikan masyakat Indonesia mulai dari fase gerhana mulai terjadi, gerhana puncak hingga gerhana berakhir.

Sebagaimana dikutip dari situs resmi BMKG, Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi pada 5 Mei 2023 mendatang dapat diamati pada posisi lintang 65 derajat Lingtang Utara sampai 65 derajat Lintang Selatan.  Seluruh proses gerhana dapat dilihat di sebagian besar Asia, Australia, sebagian kecil Afrika, serta sebagian Rusia.

Sementara proses gerhana pada saat Bulan terbit dapat diamati di sebagian besar Afrika, sebagian kecil Asia, sebagian besar Eropa, dan sebagian Rusia. Sedangkan untuk proses gerhana pada saat Bulan terbenam dapat diamati di Samudera Pasifik dan tidak akan dapat diamati di Amerika, sebagian kecil  Afrika, sebagian kecil Eropa.

Baca Juga: Bulan Purnama Merah Muda di Bulan April dengan Sejumlah Sebutan di Berbagai Belahan Bumi

“Gerhana Bulan Penumbra pada 5 Mei 2023 ini merupakan anggota ke 24 dari 73 anggota pada seri Saros 141. Gerhana Bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 24 April 2005, dan gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Sebagian 16 Mei 2041,” demikian informasi yang disampaikan Bidang Tanda Waktu BMKG.

Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi Bulan dengan Matahari dan Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi.

Baca Juga: Pink Moon Bulan Purnama, Malam Ini hingga Dinihari Dapat Dinikmati Warga Kota Bandung

Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama. Sementara Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

Pada tahun 2023 terjadi fenomena alam 4 kali gerhana.  Yaitu 2  kali peristiwa  gerhana Matahari dan 2 kali gerhana Bulan.

Fenomena alam gerhana bulan yang bary terjadi pada 20 April 2023 lalu, merupakan  Gerhana Matahari Hibrid (GMH) yang dapat diamati dari Indonesia. Kemudian pada 5 hingga 6 Mei 2023, akan kembali terjadi fenomena alam yang dapat diamanati di Indonesia adalah Gerhana Bulan Penumbra (GBP).

Kemudian peristiwa fenomena alam ke tiga yang dapat diamati di Indonesia adala Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang terjadi pada 14 Oktober 2023 mendatang. Serta yang terakhir, persitiwa fenomena alam Gerhana Bulan Sebagian (GBS) yang akan terjadi pada 29 Oktober 2023 yang dapat diamati dari Indonesia.

Peristiwa Gerhana Bulan Penumbra, dapat diamati masyarakat di wilayah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), sejak proses gerhana mulai pada pukul 22.12 WIB, kemdian proses puncak gerhana pada pukul 00.22 WIB dan proses gerhana gerakhir pada pukul 02.33 WIB.

Sementara untuk wilayah Indonesia Bagian Tengah (WITA), proses gerhana dapat diamanti pada pukul 23.12 WITA, proses puncak gerhana pada pukul 01.22 WITA dan proses berakhir gerhana pada pukul 03.33 WIB. Untuk masyarakat Indonesia Bagian Timur, proses gerhana baru akan dapat diamati pada pukul 00.12 WIT, dan poses puncak gerhana pada pukul 02.22 WIT dan akhir gerhana pada pukul 04.33 WIT.***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler