Mendung Disertai Hujan Sepanjang Siang hingga Malam, Gerhana Bulan Total Tidak Teramati

- 9 November 2022, 03:42 WIB
Sejumlah pengunjung rumah makan di Caringin Tilu Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung menerbangkan lampion setelah melakukan pengamatan gerhana bulan total , Selasa 8  November 2022.
Sejumlah pengunjung rumah makan di Caringin Tilu Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung menerbangkan lampion setelah melakukan pengamatan gerhana bulan total , Selasa 8 November 2022. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Cuaca mendung disertai hujan dengan intensitas ringan yang terjadi sepanjang siang hingga malam sebabkan fenomena alam gerahana bulan total tidak terlihat warga Kota Bandung dan sekitarnya. Hingga fase terakhir gerhana bulan total atau penumbra berakhir pukul 20.45 WIB tidak terlihat sama sekali.

Sejulah peneliti dan mahasiswa astronomi, serta masyarakat dan wartawan mengikuti kegiatan pematauan proses gerhana bulan total Selasa 8 Nobember 2022 siang hingga malam di halaman  Pos Observasi Geofisika Boscha Lembang tidak melihat seluruh rangkaian proses ataupun fase terjadinya gerhana bulan total. "Sejak sore sampai sekarang cuaca gerimis ditambah awan tebal," ujar Peneliti Observatorium dan Musholatorium Imah Noong Fachri Ahmad Wijaya, kepada wartawan. 

Bukan hanya dari  halaman  Pos Observasi Geofisika Boscha Lembang Kabupaten Bandung Barat, gerhana bulan total juga hampir tidak terlihat oleh masyarakat di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Hampir sepanjang siang hingga malam sejumlah wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten diguyur hujan dengan intensitas ringgan hingga sedang.

Baca Juga: Buntut Kebakaran, Mandor dan Pekerja Renovasi Atap Kantor Bappelitban Kota Bandung Diamankan

“Kita belum dapat mempredksi kapan gerhana bulan total akan kembali terjadi dan terlihat di wilayah Indonesia, khususnya di Jawa Barat.  Tapi yang jelas, nanti tanggal 21 April 2023 akan ada gerhana matahari total," pungkas Fachri Ahmad Wijaya.

Fenomena alam gerhana  berdasarkan catatan Badan Riset Indonesia (BRIn) sepanjang tahun 2022 tercatat dua kali gerhana bulan dan dua kali gerhana matahari. “Peristiwa gerhana pertama (tahun 2022) terjadi pada 30 April 2022 berupa gerhana matahari, tapi tidak dapat teramati di Indonesia,” ujar Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Andi Pangerang, dikutip dari keterangan persnya.

Kemudian pada 16 Mei 2022, terjadi  gerhana bulan total  yang juga tidak dapat diamati dari Indonesia.Peristiwa gerhana ketiga berupa gerhana matahari sebagian pada 25 Oktober 2022 lalu dan juga tidak dapat diamati dari Indonesia, dan keempat, gerhana bulan total pada 8 November 2022 yang dapat diamati dari Indonesia.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, PPKM Level 1 Diperpanjang Lagi

Untuk gerhana bulan total yang terjadi pada 8 November 2022 menurut  Andi Pangerang, proses terjadi gengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik.  Lebar gerhana bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570.

Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x